BANDUNG – Sesko TNI menggelar Seminar Pasis Dikreg XLVI Sesko TNI TA 2019 dengan tema “Melalui seminar Pasis Dikreg XLVI Sesko TNI TA 2019 Kita Optimalkan Sumber Daya Nasional dalam Rangka Membangun Sistem Pertahanan Semesta”, di Graha Widya Adibrata Sesko TNI, Jalan Martanegara, Kota Bandung, Rabu (20/11).
Salah satu narasumber seminar Mantan Rektor Universitas Pertahanan (Unhan), Letnan Jenderal TNI (Purn) Yoedhi Swastanto mengatakan, bahwa dengan UU Pengelolaan Sumber Daya Nasional (UU PSDN), merupakan acuan atau pegangan bagi seluruh lembaga atau kementerian agar kebijakan yang dikeluarkan mendukung pertahanan negara.
Menurutnya, dengan UU PSDN memiliki pengertian sistem pertahanan semesta, sehingga melibatkan seluruh kementrian, lembaga dan pemerintah dalam mengelola sumber daya nasional. Baik sumber daya alam dan buatan, termasuk sarana dan prasarana nasional yang ada di daerah.
“Jadi kebijakan dan programnya harus menyinggung dan mendukung pertahanan negara. Jangan sampai kebijakannya tidak ada menyinggung sama sekali,” katanya, kemarin.
Dikatakannya melihat aspek akademis maka harus ada peraturan-peraturan yang implementatif, terlebih dengan adanya lima aspek dalam UU PSDN.
Disinggung terkait Bela Negara dalam UU PSDN, lanjutnya, hal tersebut merupakan hak dan kewajiban. Namun yang dimaksud adalah bagaimana mentransformasi potensi-potensi sumber daya manusia dan alam, dalam mendukung kekuatan pertahanan negara.
“Melalui PSDN ada alih transformasi yang jelas, dari masing-masing fungsi sipil menjadi kekuatan pertahanan,” katanya.
Mantan Dirjen Strahan tersebut, menerangkan bahwa Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto memiliki atensi khusus kepada Sumber Daya Manusia (SDM). Terlebih dalam pertemuannya, Prabowo banyak menjelaskan keinginannya yang sudah lama bahwa Indonesia harus memiliki Universitas militer. Kemudian pada saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), keinginannya tersebut terwujud.
“Pa Prabowo cerita sebagai Brigjen Kopassus ingin ada universitas militer dan tercapai di era pak SBY,” ujarnya.
Yoedhi menambahkan, dalam rangka pembangunan pertahanan, diperlukan tata kelola SDM yang baik, jika itu terwujud, postur ketahanan pun akan baik pula.
Pada kesempatan yang sama, Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Kadarsyah Suryadi mengatakan bahwa sampai saat ini, ITB mempersiapkan 71 produk yang dapat mendukung industri pertahanan dan keamanan (Hankam) RI.