Dia menekankan yang menarik dari komposisi wamen adalah keterwakilan di tiap pulau. Selain itu, ada juga perwakilan NU (Nahdlatul Ulama) di figur Wamenag Zainut Tauhid yang merupakan santri nahdliyin.
”Yang menarik juga menurut saya kan ada putra-putra menarik ya. Semua pulau-pulau besar terwakili ya sudah ya. Jawa, Sumatera Kalimantan, Kalimantan kan ada Putra Dayak. Putra Papua sudah ada. Putra dari Sulawesi, Sulawesi Utara. Jadi semuanya sudah lengkap. Insya Allah terwakili,” papar Fadjroel.
Dia menegaskan, keberadaan wamen bukan bentuk Jokowi bagi-bagi kursi ke parpol dan relawan. Keberadaan wamen, lanjutnya, merupakan cara Jokowi mengambil putra-putri terbaik bangsa.
”Bukan itu. Tepatnya ini untuk mengambil putra-putri terbaik Indonesia. Inilah wajah persatuan Indonesia dan sekali lagi tidak pernah ada menteri atau wakil menteri yang visinya di luar presiden. Semuanya satu,” tegasnya.
Seperti diketahui, kursi wamen terbagi atas tiga klaster: profesional, parpol, relawan. Khusus parpol, yang mendapat kursi wamen adalah PDIP, Golkar, PSI, Perindo, dan PPP. Selain itu, dia memastikan tidak ada lagi tambahan kursi wamen.
”Tidak ada. Yang masih ada Wantimpres dan utusan khusus,” imbuhnya.
Terkait parpol pendukung lainnya, seperti Hanura, PKPI, dan PBB yang tidak mendapat jatah wamen, Fadjroel menyebut komposisi itu sudah cukup.
”Mudah-mudahan dengan ini semua bisa bekerja dengan cepat. Dalam rapat perdana, presiden mengatakan segera bekerja. Tidak ada lagi waktu berdiam apalagi memperlambat,” pungkasnya.(rh/fin/ziz)