Muhadjir Minta Penggantinya Tuntaskan Pendidikan di Papua

JAKARTA – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendi berharap, jika dirinya tidak terpilih kembali sebagai Mendikbud, maka pengganti dirinya harus mau menuntaskan persoalan pendidikan di Papua. Hal tersebut disampaikan Muhadjir jelang berakhir periode masa jabatannya.

”Secara formal kan pamit karena tinggal hari ini sama besok efektifnya. Setelah itu kan ada pelantikan (pelantikan presiden), praktis sudah tidak ada kewenangan dari menteri-menteri mengambil kebijakan-kebijakan strategis, paling hanya menunggu siapa yang akan mengganti, nanti serah-terima,” ujar Muhadjir di kantor Kemendikbud, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, belum lama ini.

Dia mengaku, dirinya dan kerabat kerja Kemendikbud sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Menurutnya, hasil survei menunjukkan Kemendikbud termasuk 10 besar kementerian dengan kinerja tertinggi.

”Saya terima kasih karena dengan hasil-hasil survei yang saya kira sudah baca, menunjukkan kinerja pendidikan termasuk yang kalau dibilang sangat baik juga tidak tapi tidak jelek. Kalau tidak salah ada yang memberi masukan, ada 4 kinerja kementerian yang tertinggi,” kata dia.

”Intinya memang ini belum optimal apa yang saya lakukan dan teman-teman semua kerabat kerja di Kemendikbud tetapi paling tidak kita sudah berusaha bekerja secara maksimal,” imbuh Muhadjir.

Dia menitip pesan untuk menteri penerusnya agar menuntaskan pendidikan di Papua. Dia meminta menteri selanjutnya berkomitmen membangun pendidikan di Papua.

”Saya terus terang memang penasaran dengan kasus pendidikan di Papua yang tidak pernah tuntas. Karena itu saya sering membuat statement yang agak intens. Ini hanya sebagai warning agar nanti pengganti saya juga tetap punya komitmen menuntaskan persoalan pendidikan di sana,” katanya.

Muhadjir menilai kondisi pendidikan di Papua masih sangat jauh dari layak. Ketimpangan itu, kata dia, terlihat saat dirinya melakukan kunjungan ke Papua kemarin.

”Kita tidak boleh membiarkan mereka tertinggal jauh dari kita. Mestinya mereka harus mengejar, dipercepat, agar tidak tertinggal, kenapa? Karena di sini, di luar Papua, sedang melakukan akselerasi pendidikan. Kalau kita tidak urus sungguh-sungguh, mereka semakin jauh tertinggal,” pungkasnya.(bbs/ziz)

Tinggalkan Balasan