CIMAHI – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi mencatat, sebanyak 1.777 orang di Kota Cimahi gangguan kesehatan jiwa. Sedangkan 685 di antaranya masuk Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) tingkat berat.
Data tersebut merupakan hasil rekap kesehatan jiwa masyarakat dan capaian penemuan ODGJ berat berdasarkan pravelensi dari Januari sampai Juni 2019. Sementara jumlah pasien gaduh gelisah atau tingkat parah yang mendapat rujukan ada 46 orang.
”Sebetulnya sasaran ODGJ berat ditahun 2019 itu sebanyak 768, tapi sampai juli itu baru 685 atau baru 89,1 persen terang,” Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Chanifah Listyarini saat ditemui di Pemkot Cimahi, Jalan Demang Hardjakusumah, Kamis (17/10).
Dijelaskan Rini, sapaan Chanifah Listyarini, angka pravelensi itu ditetapkan agar masyarakat yang mengalami gangguang jiwa bisa terdeteksi dan ditemukan. Sebab jika tidak ditangani dan tak mendapat penanganan, dikhawatirkan kondisinya kejiawannya akan semakin memburuk.
”Kalau gak ditemukan ditakutkan gak terkontrol. Karena ODGJ itu harus minum obat tertentu yang rutin harus dia konsumsi sehingga dia (penderita) gak kambuh,” jelas Rini.
Dia mengungkapkan, ada berbagai faktor yang menyebabkan orang mengalami gangguan jiwa. Seperti faktor genetik atau keturunan dan faktor lingkungan. ”
Faktor lingkungan menjadi pemicu dominan yang menyebabkan orang menjadi stres,” ungkapnya.
Dari data yang masuk, lanjutnya, sampai saat ini belum ada laporan mengenai adanya warga asal Cimahi yang mengalami gangguan kesehatan jiwa akibat kecanduan bermain gadget atau gawai.
Seperti diketahui, belakangan ini ramai anak yang mengalami gangguan kejiwaan akibat kecanduan bermain gawai. Seperti bermain game online, browsing dan sebagainya. Di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Jawa Barat, tercatat ada sekitar 206 anak yang mendapat perawatan jalan dan inap.
”Kalau untuk kecanduan game sementara belum ada laporan dari Puskesmas,” katanya.
Meski belum ada laporan korban asal Kota Cimahi, kata Rini, ke depan pihaknya akan memberikan program penambahan wawasan kepada petugas Puskesmas seputar gejala anak yang kecanduan gawai.
”Saya akan melakukan penambahan wawasan kepada teman-teman yang ada di Puskesmas untuk bisa mengenali gejala dini akibat pemakaian gadget,” ujarnya.