UKS Bisa Dijadikan Tempat Skrining Kesehatan Siswa

BANDUNG – Satuan Pendidikan bisa dimanfaatkan untuk melakukan skrining kesehatan bagi siswa. Hal tersebut sebagai upaya pencegahan penyakit sejak dini.

Hal tersebut dikatakan, Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI), Anung Sugihantono saat menghadiri Puncak Peringatan Hari Penglihatan Sedunia, di Halaman Gedung Sate, Jalan Diponegoro No. 22, Kota Bandung, Selasa (15/10).

Dilansir dari laman resmi Dinas Pendidika Jawa Barat, Anung mengatakan, skrining kesehata siswa bisa melalui unit kesehatan sekolah (UKS).

”Seharusnya sekolah dapat melaksanakan skrining kesehatan minimal enam bulan sekali. Paling tidak, jika terletak di daerah luar, minimal satu tahun sekali, tepatnya saat masuk tahun ajaran baru,” kata Anung.

Menurutnya, skrining juga bisa dilakukan dengan melibatkan tenaga kesehatan di lingkungan setempat, seperti Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).

”Dinas Pendidikan di daerah serta Kementerian Agama daerah harus menjalin kerja sama dengan Puskesmas agar bisa menjalankan skrining,” ujarnya.

Dia menjelaskan, kegiatan skrining kesehatan ini, telah digalakkan sejak 2016 yang lalu. Namun di Jabar, angka partisipasi sekolah masih di bawah 60 persen. Sehingga, dia berharap, ke depan kegiatan tersebut bisa dimaksimalkan.

”Bukan hanya untuk tes kesehatan mata, tapi juga kesehatan jiwa dan kesehatan lainnya,” jelasnya.

Sementara itu, Pelaksana Harian (Plh) Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum menegaskan, semaju apapun pembangunan serta sepesat apapun perkembangan ekonomi di suatu daerah, akan sia-sia jika masyarakatnya tidak sehat.

”Semua tidak akan memberi manfaat yang besar bila masyarakatnya teu damang mah. Bade bergerak kumaha lamun teu damang (sakit. Mau bisa bergerak bagaimana kalau sakit),” tegas Uu.

Untuk itu, dia mengajak seluruh warga Jabar untuk selalu menjaga kesehatan. Dimulai dengan cara-cara yang sederhana.

”Jaga pola makan, kebersihan, pikiran, dan selalu berolahraga,” ucapnya.

Dimengatakan, berdasarkan informasi yang dia baca, sebanyak 90 persen penyakit berawal dari pikiran. Sehingga, dia menekankan pentingnya bersyukur kepada Tuhan dan selalu menjaga pikiran-pikiran yang baik/positif.

”Kendalikan emosi kita dengan keimanan dan ketakwaan,” katanya.

Uu pun berharap, kegiatan peringatan kesehatan seperti ini tidak hanya dilaksanakan di tingkat provinsi, tapi juga di tingkat kabupaten/kota.

Tinggalkan Balasan