NGAMPRAH– Kondisi Taman Junghuhn di Kampung Genteng, RT 04/11, Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang, tampak kumuh dan tak terurus.
Bahkan, taman tersebut saat ini terlihat sudah tidak tertata, dan hanya tampak seperti kebun biasa yang banyak sampah dan daun-daun kering yang beserakan di sekitar taman.
Sebuah makam yang berada di sekitar taman juga bagian temboknya sebagian sudah hancur. Meski tidak ada keterangan jelas terkait keberadaan makam siapa yang ada di taman tersebut.
“Memang sudah sekitar 10 tahunan sudah seperti ini tak terurus,” kata salah seorang warga sekitar, Oting,68, di Lembang, kemarin (11/10).
Dia yang sejak kecil bermukim di sekitar Taman Junghuhn menyebutkan, jika dulu taman ini sangat asri, bersih, luas, dan tertata.
Kondisinya sangat nyaman untuk dijadikan taman rekreasi keluarga, sehingga dirinya berharap taman tersebut kondisinya bisa seperti dulu lagi.
“Saya sejak kecil di sini, jadi tahu kondisi dulu dan sekarang. Dulu sangat nyaman dan masih asri, belum banyak bangunan, tidak seperti sekarang ini,” ujar Oting.
Sementara Ketua RT 04 Ayi Mahfud mengakui bahwa taman tersebut sejak lama tidak terawat. Bahkan zaman dulu kerap digunakan oleh pemuda untuk melakukan hal yang negatif karena tidak ada penjaganya.
Dirinya berharap ada penataan taman tersebut dari pihak terkait agar lebih nyaman bagi yang berkunjung. Termasuk untuk menebang pohon-pohon yang sudah tua, kecuali Pohon Kina yang dilindungi dan dilarang untuk ditebang.
“Semoga aja taman ini diperhatikan supaya tidak kotor dan terbengkalai. Sayang ini kan warisan dunia dan penghargaan kepada Junghuhn,” ungkap Ayi.
Untuk diketahui, salah satu dari sekian banyak ilmuwan yang berjasa dalam bidang ilmu sains dan berhasil mengharumkan nama Kota Bandung ke seluruh dunia adalah Franz Wilhelm Junghuhn.
Totalitas Junghuhn dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dengan berbagai penelitian yang dilakukannya terhadap tumbuh-tumbuhan tropis di negeri ini, membuat dia menemukan manfaat dari keberadaan pohon Kina (Cinchona Calisaya) untuk pengobatan malaria.
Junghuhn yang lahir di Mansfeld, Jerman pada 26 Oktober 1809, memang dikenal sebagai seorang doktor, botanikus, dan geolog andal.