JAKARTA – Sebagian kelompok penyusup pada aksi demo mahasiswa dan pelajar berujung rusuh di depan Gedung DPR/DPD/MPR, senin (30/9) berhasil diungkap polisi. Meski demikian Polri tetap memburu siapa otak dibalik para penyusup tersebut.
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, pihaknya sampai saat ini terus mendalami dan menyelidiki pihak-pihak atau kelompok penyusup yang masuk ke massa aksi mahasiswa maupun pelajar. Polri akan mendalami untuk mengetahui tujuan dan target menciptakan kerusuhan di ibukota.
“Ya sudah kita lakukan pengamanan baru di Jakarta Utara. Dan sudah dirilis juga 36 pelakunya. Dan mereka diketahui, menyusup dengan menggunakan seragam sekolah dan itu kita ketahui ketika dibuka bajunya, ternyata tatoan semua,” kata Dedi di Mabes Polri, Selasa (1/10).
“Mereka akui, dibayar bervariasi, antara 20-40 ribu untuk melakukan aksinya. Selain itu, mereka pun telah disiapkan sejumlah bom molotov dalam rangka menciptakan unjuk rasa massa mahasiswa dan pelajar itu menjadi rusuh,” ungkap Dedi.
Dedi menegaskan, dari kasus tersebut pihaknya hingga kini terus berupaya mencari dan dalami lagi kelompok serupa yang dipastikan terlibat di setiap unjuk rasa beberapa hari kemarin. Pihaknya kini tengah memintai keterangan 649 orang yang diamankan jajaran Polda Metro Jaya, Senin (30/9).
“Tentunya dari 649 orang ini akan didalami lagi, untuk proses penyelidikan dan penyidikan terhadap keterlibatan kelompok perusuh tersebut, sehingga nanti dengan berbagai alat bukti yang ditemukan penyidik pun bisa tetapkan status hukumnya jadi tersangka,” jelasnya.
“Dan untuk status mereka ini, penyidik pun akan melakukan klasifikasi hukumnya sesuai dengan perbuatan masing-masing, seperti siapa yang melakukan penyerangan kepada petugas, siapa yang melakukan 170, melakukan pembakaran dan lain sebagainya,” sambung Dedi.
Dedi mengatakan proses hukum terhadap orang-orang dari kelompok penyusup ini bukan berhenti sampai di situ. Tapi nanti akan dicari second line di atasnya. Termasuk perannya sebagai koordinator, atau sebagai pendana.
“Selain itu bisa saja, sebagai yang berperan menyiapkan mungkin bahan untuk digunakan alat buat melakukan kerusuhan. Itu semua akan di dalami,” ucap Jenderal bintang satu ini kepada para awak media.