Hari itu waktu saya habis untuk main-main dengan Tian Mao Jing Ming. Yang ditaruh duduk manis di atas meja kerja di kamar saya.
Malamnya saya baru cari makan di deretan ruko sebelah. Lalu jalan-jalan ke mall kecil di belakangnya. Sambil ikut coba-coba senam dansa di halamannya.
Saya tidak sempat mencoba pesan makanan lewat robot. Yang konon bisa mengantar makanan ke kamar. Saya juga hanya melihat ada anak-anak beli es krim dilayani robot.
Saya sudah terlalu lapar. Saya belum bisa marah dalam bahasa Mandarin. Saya juga belum tahu bagaimana mengucapkan kata ‘jancuk’ dalam bahasa Mandarin.(Dahlan Iskan)