Regenerasi PDIP Tidak Jalan

Dalam konteks sejarah, PDIP merupakan salah satu partai ideologis yang menganut ajaran nasionalisme marhaenisme Soekarno. Pada pemilu perdana pascareformasi tahun 1999, PDIP adalah partai pemenang pemilu dengan perolehan suara 33 persen. Megawati Soekarnoputri terpilih sebagai Wakil Presiden RI (1999-2001) dan Presiden RI (2001-2004).

PDIP berada di posisi pemenang kedua pada Pemilu 2004, posisi ketiga Pemilu 2009, pemenang pemilu 2014 dan pemilu 2019. Di Pilpres 2014 dan Pilpres 2019 kadernya jadi presiden.

”Pascareformasi, PDIP memenangkan 3 pemilu yaitu 1999, 2014 dan 2019. Kemudian memenangkan 2 pilpres yaitu 2014 dan 2019. Artinya secara kelembagaan eksistensi PDIP sangat mempengaruhi dalam kehidupan berbangsa saat ini,” tandasa Andriadi Achmad.

Di tempat lain, politikus senior PDIP Aria Bima menegaskan akan ada regenerasi di dalam PDIP. Hanya saja menurutnya, sosok itu bukan Jokowi. Sebab Jokowi sebagai salah satu kader PDIP tidak tertarik menjabat ketua umum. ”Saya tidak melihat semacam minat Pak Jokowi untuk menjadi pemimpin partai,” ujar Aria Bima, Sabtu (3/8).

Aria Bima menyebut Jokowi lebih memilih menjadi pelayan masyarakat, ketimbang menjadi ketua umum PDIP. Hal ini ia ketahui saat bersama Jokowi menjadi bagian dari kepengurusan PDIP di Jawa Tengah. “Jadi dia itu lebih suka pada jabatan publik yang selama ini saya ketahui, saya tidak melihat Pak Jokowi ini passion-nya mengelola partai,” katanya.

Anggota Komisi VII DPR itu menambahkan, PDIP sudah mempersiapkan dua anak Megawati Soekarnoputri, menjadi calon ketua umum yang akan datang. Mereka adalah Prananda Prabowo dan Puan Maharani. Dengan kehadiran dua tokoh itu diharapkan ada regenerasi di dalam tubuh partai berlogo banteng itu. “Ibu Mega yang tahu persis bagaimana menyiapkan putra dan putrinya, sehingga mampu menjalankan tugas kepartaiannya,” ungkapnya. (jpg/bbs/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan