”Menurut saya harus diteliti oleh pemerintah, harus ada perencanaan matang. Kerja sama antar daerah itu kan perlu dibangun,” kata Acu.
Dia mengatakan mahalnya harga cabai ini memang disebabkan faktor kemarau yang membuat produksinya turun. Hal itu berdampak pada pasokan dari daerah produsen. Namun demikian tidak semua wilayah produsen di Indonesia produksi tanam dan panen cabainya menurun. Ia mencontohkan, di wilayah Lampung dan wilayah Jawa Tengah yang masih surplus panen cabai.
”Nah di sana peran pemerintah untuk melakukan komunikasi, melakukan kerja sama pasikan atau pembelian dari daerah lain,” ujar Acu.
Perihal kemungkinan kebijakan mengimpor cabai, lanjut Acu, hal itu mungkin saja dilakukan pemerintah. Hanya saja untuk saat sulit dilakukan mengingat kondisi perdagangan sedang mengalami defisit neraca perdagangan.
”Keputusan impor dalam kondisi sekarang tidak mudah karena sekarang kan sedang mengalami defisit neraca perdagangan. Artinya kalau defisit neraca perdagangan sebisa mungkin kalau bisa menggunakan (komoditas) dalam negeri,” pungkasnya.(mg5/ziz)