“Ini perlu kebijakan kegiatan program dan anggaran yang cukup, misalnya Jawa Barat bisa gak mengagendakan membangun sekolah favorit,” tuturnya.
Dia berpendapat, untuk pelaksanaannya pemerintah bisa melakukan studi terkait barometer sekolah favorit menurut versi masyarakat.
Selai itu, Pemdaprov Jabar harus memiliki insiatif bagaimana mendesain agar mampu menciptakan sekoah favorit. Selain itu, kapasitas dan kapabilitas kepala sekolah harus terus ditingkatkan.
Gagasan tersebut dilakukan agar sekolah yang terdapat dipinggiran menjadi sekolah favorit dan bermutu dan ditunjang kesejahteraan, sehingga tercapai pemerataan pendidikan.
“Ini ide-ide yang bagus yang bisa diterapkan, sehingga orang nanti akan percaya yang dulu tidak diminati akan diminati karena kepala sekolahnya bagus,” paparnya.
Kendati begitu, masyarakat jangan mau dikontaminasi slogan favorit atau sekolah bermutu karena sebetulnya kualitas sekolah belum tentu sesuai dengan kenyataannya.
“Jangan tau favorit dan bermutu hanya dari orang saja coba cek langsung ke sekolah,” katanya.
Elih menambahkan keberadaan sekolah swasta harus mendapat perhatian dari masyarakat. Sebab, selama ini pola pikir para orang tua yang memiliki anak ingin melanjutkan sekolah terfokus kepada sekolah negeri.
’’Sekolah negeri atau swasta harus sama dalam peran pendidikan agar tidak terus menuai polemik. Jadi kebijakan-kebijakan ini saya kira menjadi cermin dan itu harus terlihat oleh masyarakat,’’tutup Elih. (mg1/mg2/yan).