JAKARTA – Agar bisa lolos proses Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) sebaiknya peserta atau siswa saat mendaftar menyesuaikan pilihannya dengan nilai Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK).
Hal tersebut diungkapkan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir, di Jakarta beberapa waktu lalu.
Menurutnya, jika mengacu pada hasil nilai UTBK, maka siswa dapat mengukur kemampuannya. Sehingga dapat mengurangi tingkat kegagalan dalam SBMPTN.
”Dengan sistem baru ini juga memastikan siswa masuk ke program studi maupun PTN yang sesuai dengan kemampuan yang bersangkutan,” ujarnya.
Selain mengacu pada hasil UTBK, dia juga menyarankan sebaiknya siswa bisa memilih program studi sesuai dengan keinginan dan diminati. Bukan atas dasar ikut-ikutan temannya.
”Untuk tingkat kelulusan, diambil nilai teratas berdasarkan jumlah kuota. Misalkan di PTN A kuota 20 untuk SBMPTN, maka yang diambil adalah 20 nilai teratas. Jadi kalau nilai terendah 90, maka yang nilainya 80 atau 75 tidak akan diterima,” terangnya.
Dia menjelaskan, bagi siswa yang tidak lulus SBMPTN jangan khawatir, sebab, mereka masih bisa mengikuti ujian mandiri yang diselenggarakan masing-masing PTN.
”Pendaftaran SBMPTN 2019 sudah dimulai sejak 10 Juni 2019 jam 13.00 WIB dan berakhir pada 24 Juni 2019. Pendaftaran dilakukan secara daring (online) melalui laman http://pendaftaran.sbmptn.ac.id,” jelasnya.
Nasir juga menyarankan calon mahasiswa mempelajari betul profil PTN sebelum mendaftar SBMPTN.
”Siswa jangan langsung mendaftar, tapi pelajari dulu profil PTN, daya tampungnya berapa dan berapa yang mendaftar tahun sebelumnya. Setelah itu disesuaikan dengan nilai UTBK baru mendaftar SBMPTN,” ucapnya.
Profil PTN maupun jumlah tampung bisa diakses melalui laman https://sbmptn.ltmpt.ac.id. Informasi di laman itu bisa digunakan calon peserta SBMPTN sebagai bahan pertimbangan sebelum mendaftar SBMPTN di PTN tujuan.
Melalui laman tersebut, siswa bisa melihat sebaran peminat dalam tiga tahun terakhir dan daya tampung. Juga terdapat statistik sekolah asal peminat. SBMPTN dilakukan serentak di seluruh Indonesia pada hari dan jam yang sama.
Kemenristekdikti mengklaim pelaksanaan UTBK dapat menelusuri minat dan bakat siswa atau calon peserta, sehingga tidak terjadi lagi kasus mahasiswa yang salah ambil program studi atau jurusan.