Menanggapi kondisi tersebut, antar pemudik saling berkomunikasi di lapangan. Sejumlah mobil yang terjebak di kemacetan juga sudah mulai tiris BBM nya. Saling berantai mereka meminta bantuan Polisi yang bertugas. Kios Pertamina Siaga yang berada di KM 58B telah siap membawa BBM berikut motoristnya. Namun risiko keamanan melawan arus sangat tinggi.
“Berbahaya membawa motor melawan arus saat lalu lintas sangat padat. Meskipun sudah dikawal polisi,” kata Fandy Ifan Nugroho selaku Sales Branch Manager area Purwakarta yang siaga sebagai tim Satgas Pertamina di KM 62.
Fandy pun mengambil keputusan mengantarkan BBM dari SPBU di KM 62 B menggunakan kemasan. Semua turun tangan, baik tim Satgas, operator SPBU, Polisi dan pemudik secara kompak berupaya melancarkan pasokan BBM bagi pemudik yang terjebak di jalur contra flow.
Bahu membahu mereka menyeberangkan Pertamax kemasan melakui barrier atau pembatas jalan. 5 buah mobil milik pemudik yang terjebak di jalur contra flow dalam kondisi BBM kritis pun akhirnya bisa melanjutkan perjalanan pulang.
Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR III Dewi Sri Utami mengatakan, kisah tersebut hanya sebagian dari kejadian di lapangan saat tim Satgas membantu kelancaran para pemudik. Masih banyak kisah-kisah lainnya yang memberikan pelajaran bagi semua pihak termasuk Pertamina, bahwa dari tahun ke tahun tantangan pendistribusian BBM bagi pemudik di jalur tol akan berbeda.
“Tentunya kami berharap agar kejadian serupa tidak terulang dan pemudik segera mengisi penuh BBM sebagai langkah antisipasi, agar perjalanan mudik aman dan nyaman,” himbau Dewi.(*)