Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan bahwa kerugian akibat pemblokiran media sosial tidak menghalangi e-commerce. Yang terganggu adalah bisnis online yang dilakukan melalui media sosial khususnya facebook dan WhatsApp.
‘’Perkiraan saya relatif tidak terlalu besar. Saya belum menghitung angka pastinya akibat pembatasan media sosial. Tapi, tidak sebesar kerugian di Tanah Abang sekitar Rp300 miliar karena harus tutup,” ungkapnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa kerugian relatif lebih kecil jika dibandingkan potensi kerugian perekonomian nasional bila kerusuhan meluas ke seluruh wilayah Jakarta dan kota-kota lainnya. ‘’Tentu pemblokiran tidak akan terjadi lagi jika penggunanya bijak,” tegasnya.
Berbeda dengan Piter, peneliti INDEF Bhima Yudhistira mengatakan kerugian akibat pemblokiran media sosial selama tiga hari mencapai Rp681 miliar. Sebanyak 66 persen transaksi jual beli online terjadi di platform media sosial.
Berdasar riset Indef 2019 nilai transaksi e- commerce mencapai USD 8,7 miliar atau Rp126 triliun. Potensi kerugian pemblokiran media sosial per hari 66 persen dari 345 miliar yakni Rp227 miliar. Sehingga kalau ditotal selama tiga hari rugi Rp681 miliar, jelasnya.
Pembatasan medsos juga sempat berdampak pada dunia medis. Ari F Syam, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia memaklumi kondisi tersebut. Media sosial merupakan salah satu media komunikasi perawat mengirimkan hasil laboratorium dan pemeriksaan penunjang lain.
Perawat juga menggunakan medsos untuk menyampaikan jadwal tindakan atau operasi kepada pasien. Sebaliknya dokter pun sudah terbiasa menyampaikan bisa atau tidaknya melakukan tindakan atau operasi di rumah sakit. “Sebagian pasien juga sudah memanfaatkan WA untuk berkonsultasi dengan dokter tentang obat atau hal lain mengenai kondisi kesehatannya,” jelasnya.
Peneliti di Communication and Information System Security Research Center (CISSReC) Indonesia Pratama Persadha juga mengungkapkan hal yang sama. Menurut Pratama, masyarakat bisa memaklumi alasan pemerintah melakukan pembatasan pada kondisi kerusuhan kemarin. ‘’Tapi, ya begitu jangan lama-lama. Kasihan masyarakat yang menggunakan medsos untuk kebaikan. Misalnya untuk jualan, katanya. (nis/tau/ful/fin)