JAKARTA – Komisi Pemilihan Umum (KPU) kembali membantah adanya dugaan kecurangan pada sistem informasi perhitungan suara (Situng). Pasalnya lembaga besutan Arief Budiman tersebut menjelaska sistem tersebut dibuat untuk keterbukaan informasi pemilu dan tidak ada maksud melakukan kecurangan.
Dari data yang dihimpun KPU, sampai 6 Mei kemarin, ada 244 temuan terkait kekeliruan angka pada situng yang telah dan sedang dilakukan proses perbaikan.
Dari 244 kesalahan itu, 68 diantaranya merupakan hasil laporan masyarakat. Sementara 176 kesalahan diketahui berdasarkan monitoring yang KPU lakukan.
Menanggapi hal tersebut, Pengamat Politik, Emrus Sihombing menerangkan, Situng milik KPU telah jelas bahwa tidak bisa dijadikan acuan dalam menentukan pemenang Pemilu 2019.
Hal tersebut dikarenakan, KPU secara resmi menyebut jika pengitungan resmi dilakukan secara manual dan berjenjang mulai dari kecamatan sampai nasional. Sehingga bilamana ada yang menyebut Situng harus dihentikan hal tersebut dinilai akademisi Universitas Pelita Harapan ini terlalu berlebihan.
“Saya rasa bukan meminta KPU menghentikan Situng. Karena KPU bekerja berdasarka Undang-Undang. Jika memang ada bukti kecurangan, seharusnya bisa melaporkan ke Bawaslu sebagai institusi yang berwenang melakukan pengkajian tindak kecurangan,” papar Emrus di Jakarta, Rabu (8/5).
Terpisah, Perwakilan Biro Hukum KPU, Setya Indra Arifin mengatakan, dengan adanya Situng, semua masyarakat mampu mengikuti perkembangan pemilu secara terbuka sehingga bisa memantau dan mengikuti perkembangan suara di setiap TPS.
Indra membantah bila lembaganya melalui Situng KPU telah menguntungkan salah satu kandidat, dalam hal ini pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Maruf Amin.
Bantahan itu disampaikan dengan data adanya kesalahan entri data yang sama-sama merugikan dan menguntungkan kedua kandidat di pilpres 2019 yakni Jokowi-Maruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno.
Dalam sanggahannya, KPU mengakui pernah ada kesalahan input data ke Situng. Namun, sebanyak 35 dari 49 kesalahan yang ditunjukkan BPN sudah diperbaiki datanya. “Sementara beberapa temuan yang baru terlaporkan telah tindaklanjuti dengan verifikasi ulang dan perbaikan data agar data tersebut benar adanya,” katanya, di Jakarta, Rabu (8/5).