Tambahan hukuman itu sebenarnya juga karena hal sepele. Hanya karena sang dokter sempat mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas. Selama proses persidangan berlangsung.
Misalnya: menyebut isterinya itu sebagai pelacur gembrot. Mungkin karena badannya sudah tidak seperti saat jadi model dulu.
Bahkan sempat juga keluar kata-kata menghina hakim wanita. Dengan istilah yang tidak pantas ditulis di sini. Yang ada kata ‘mengangkangkan paha’ dalam kalimat itu.
Ia juga sempat mengatakan tidak akan mau membayar satu dolar pun. Sampai kapan pun. Atas perintah siapa pun. Sampai ia mati.
“Saya hanya mau bayar dengan pantat saya,” katanya.
Emosi sang neurolog memang sempat memuncak saat hakim membuat putusan sela: membekukan seluruh asset sang dokter.
Emosi itu kini sudah mereda. Kepada harian The New Paper Singapura sang dokter berkata pendek: bisa menerima putusan itu. Juga mengatakan: putusan itu fair.
Asset itu dibekukan agar sang suami memenuhi putusan pengadilan. Tentang pembagian harta.
Salah satu pertimbangan dalam pembagian harta itu adalah: bahwa harta tersebut bisa didapat karena sang dokter bisa konsentrasi penuh mencari uang. Tidak terganggu ikut mengurus anak. Tidak pula ribet ikut mengurus rumah tangga.
Berapa nilai aset sang dokter secara total?
Pengadilan menyebut 41 juta dolar Kanada. Sekitar Rp 400 miliar.
“Itu aset kotor. Belum dipotong biaya-biaya,” ujar sang dokter.
Mungkin ada beberapa pembaca disway yang ikut membesarkan aset itu. Saat ke Mount Elizabeth dulu.
Di Singapura, ini memang perceraian termahal. Meski untuk kelas dunia tidak ada apa-apanya. Dibanding perceraian bos Amazon, MacKanzie Bezos tahun lalu. Yang harus membagi harta kepada isteri senilai sekitar Rp 400 triliun.
Yang sebagian uang itu tentu dari Anda. Yang selama ini mengakses Amazon.com.
Siapa tahu. (Dahlan Iskan)