JAKARTA – Sistem Informasi Penghitungan (Situng) milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) terus menjadi persoalan.
Awalnya penghitungan berdasarkan formulir C1 tersebut sempat diminta untuk tidak dilanjutkan. Kini, sejumlah pihak mulai setuju jika Situng dilakukan audit.
Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini mengatakan Situng memiliki manfaat yang besar sekali. Selain menjadi alat transparansi dalam proses penghitungan suara masyarakat pun bisa memantau ataupun mengkritik bilamana dalam Situng ditemukan satu permasalahan.
“Sebenarnya KPU itu kan ingin memberi akses kepada publik untuk ikut mengawal proses penghitungan dan rekapitulasi suara dengan memberi akses melalui online,” ujar Titi di Jakarta, Senin (6/5).
Lanjut Titi menjelaskan sebelum KPU memiliki Situng seperti saat ini, pengawalan penghitungan suara menjadi kemewahan, dimana yang hanya mengetahui proses rekapitulasi suara hanya peserta pemilu saja.
“Masyarakat harus datang sendiri ke tiap kelurahan dan kecamatan untuk ikut mengawal proses penghitungan. Dengan Situng, kemewahan yang selama ini hanya didapatkan peserta pemilu juga diberikan kepada masyarakat. Masyarakat tidak perlu datang langsung ke kelurahan hingga kecamatan untuk memantau penghitungan suara. Pada akhirnya, ini justru membuka ruang partisipasi publik atas pelaksanaan pemilu,” jelasnya.
Menurutnya, kesalahan input yang dilakukan petugas KPU justru bisa diketahui oleh masyarakat secara langsung. Sehingga publik bisa memberikan koreksi atas kesalahan input yang dilakukan oleh KPU.
Lakukan Audit
Berbeda dengan Titi, Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno meminta Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) diaudit.
Hal tersebut disampaikan Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu karena dirinya mengaku mendapat laporan banyak kesalahan input.
“Aktivis-aktivis sudah menemukan begitu banyak permasalahan terkait data entry di Situng. Oleh karena itu perlu sistem ini diaudit agar tuduhan bahwa ini berpola dan hanya menguntungkan paslon tertentu itu bisa dihindarkan,” kata Sandiaga.
Lebih lanjut ia menerangkan, tujuan untuk mengaudit Situng itu bukan karena suaranya kalah dari pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Menurutnya, langkah audit penting untuk kualitas pemilu itu sendiri. “Karena ini bukan hanya soal kalah menang, yang melaporkan kecurangan ini dua kubu, baik di 01 atau 02. Untuk memastikan pemilu jujur adil dan kita menghadirkan pemilu yang berkualitas, sudah saatnya kita audit apa yang terjadi sampai berulang kali terjadi kesalahan data entry,” kata dia.