Dalam rilisnya, kemarin, disebutkan elektabilitas Jokowi-Ma’ruf sebesar 54,1 persen, Prabowo-Sandi sebesar 33,6 persen, dan yang belum menentukan pilihan 12,3 persen. Survei Vox Populi tersebut juga menyebutkan sebagian besar publik merasa puas terhadap kinerja pemerintahan Jokowi yaitu sebesar 71,3 persen dan sebanyak 28,7 persen tidak puas.
Pembangunan infrastruktur menjadi program andalan Jokowi yang menjadi indikator kepuasan kinerja yaitu sebanyak 77,6 persen responden merasa puas dan 22,4 persen tidak puas dengan pembangunan infrastruktur. Lalu indikator kedua kepuasan terhadap kinerja pemerintahan Jokowi adalah pemberantasan korupsi yaitu sebanyak 76,2 persen merasa puas, dan 23,8 persen tidak puas.
Terpisah, pengamat politik Yusdianto Alam menilai masih adanya sekitar 16 persen masyarakat yang belum menentukan pilihan (undecided voters) akan menentukan kemenangan Pilpres 2019. “Baik untuk capres nomor urut satu ataupun bagi nomor urut dua, undecided voters menentukan,” terangnya.
Ia menyebu, jika hasil sementara sejumlah survei saat ini terkait keterpilihan capres dan cawapres nomor urut satu dan nomor urut dua memiliki selisih yang tidak terlalu jauh, maka undecided voters akan menjadi penentu kemenangan jika mereka menentukan pilihan pada pemilu nanti yang sesuai dengan harapannya. “Sebenarnya mereka bukan golput, tapi masih menimbang-nimbang kepada capres yang mana mereka akan berlabuh pilihannya,” terang akademisi Universitas Lampung itu.
Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Jenderal Soedirman Ahmad Sabiq menambahkan pemilih cerdas adalah pemilih yang memahami pentingnya pemilihan presiden dan juga memahami pentingnya dirinya sebagai pemilih. Hal itu bertujuanagar pelaksanaan pesta demokrasi berjalan dengan sukses dan berkualitas.
“Bukan karena sentimen tertentu dan bukan juga karena adanya politik uang. Harapannya dengan sisa waktu yang ada. Pemilih makin selektif, makin cerdas terhadap pilihannya,” pungkasnya. (rls/ful/fin)