Dirinya mengaku optimis dengan sistem yang dibangun oleh pemerintahan yang dipimpinya mampu memapas angka pengangguran.
“Kami yakin dengan adanya Rumah Siap Kerja yang link and match serta perubahan kurikulum tadi. Mampu mengurangi angka kemiskinan 5 juta penduduk selama lima tahun,” kata dia.
Dia menilai, konsep pendidikan yang diusung dirinya dan Prabowo adalah link and match, yakni menyesuaikan pelajaran-pelajaran keilmuan dengan kebutuhan dunia industri.
“Kami akan membentuk dasar pembentukan sesuai dengan standar industri 4.0 sehingga saat 2045 nanti Indonesia dapat menjadi negara yang besar serta mandiri,” tukas Politikus Gerindra ini.
Sebelumnya Cawapres nomor urut 01 Maruf Amin lebih dulu memaparkan visi dan misi.
Visi kami adalah Indonesia maju, kuncinya adalah manusia Indonesia yang sehat, cerdas, produktif, dan berakhlak mulia, kata Maruf Amin.
Tak hanya itu, kata Maruf Amin, sebagai bentuk konkret kampanye mereka, bakal menerbitkan tiga kartu baru untuk menopang kemajuan pendidikan dan tenagakerja Indonesia.
“Kami akan menerbitkan Kartu Indonesia Pintar khusus mahasiswa, Kartu Prakerja, dan Kartu Sembako.” terangnya
“Kepada anak-anak jangan takut bemimpi dan bercita cita, orang tua juga tidak perlu khawatir masa depan anaknya semua dijamin negara,” imbuhnya kembali.
Pengamat Pendidikan Center of Education Regulation and Development Analysis (Cerdas), Indra Charismiadji, berdasarkan pengamatannya hingga hari ini belum ada paslon yang serius menggulirkan gagasan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Saya belum melihat adanya program pendidikan yang solutif, semua masih sebatas konsep dan ide,” kata Indra.
Dia menegaskan persoalan pendidikan yang mendasar saat ini adalah belum mampunya pemerintah mencetak anak-anak yang cerdas. Salah satu solusi yang dia tawarkan adalah merombak Undang-Undang 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas).
“Tadinya saya berharap ada paslon yang mengusulkan perombakan UU Sisdiknas, karena UU ini sudah usang,namun sayangnya tidak ada pembahasan mendalam akan hal ini,” terangnya.
Siapapun yang terpilih jadi Presiden nanti, Indra berharap seluruh program dalam UU Sisdiknas dievaluasi. Seperti program bantuan operasional sekolah (BOS), tunjangan profesi guru (TPG), transfer daerah, program Indonesia pintar (PIP), Bidikmisi, kurikulum dan sistem evaluasi, sampai urusan data pendidikan.