BANDUNG – Semakin memanasnya suhu politik nasional saat ini menjadi perhatian serius dari Pendiri Wasathiyah Center Muhammad Zainul Majdi atau dikenal dengan Tuan Guru Banjang (TGB).
Dia menyatakan, pesta demokrasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 jangan menimbulkan dampak buruk karena adanya perbedaan memilih calon pemimpin.
”Kita boleh berbeda pandangan, tapi kita harus membangun kolaborasi,” kata TGB usai acara Dialog Keumatan dan Kebangsaan dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia di IPC Corporate University Bogor, Jawa Barat, Senin. (12/1).
Dia menilai, perbedaan memilih calon pemimpin dalam Pilpres 2019 tidak harus jadi masalah yang dapat memecah belah anak bangsa.
Terlebih bangsa ini adalah negara besar dengan keragaman agama dan budaya.
’’ Ini yang harus dijaga, dan jangan sampai terjadi perpecahan yang dapat merugikan seluruh bangsa Indonesia,” tegas TGB.
Perbedaan dan keragaman harus menjadi wadah untuk menyatukan bangsa. Sebab, di negara-negara karena ada perbedaan malah menjadi rusak. Bahkan, terjadi konflik yang mengakibatkan seluruh hasil pembangunan ikut hancur.
’’Untuk itu di Indonesia jangan sampai terjadi seperti itu,”kata dia.
Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat itu, mengajak para mahasiswa untuk kolaborasi, bersama membangun bangsa Indonesia dalam bingkai kebhinekaan.
Selain itu, seluruh elemen masyarakat untuk selalu hati-hati dan tidak mudah terperdaya dari segala paham yang dapat mengancam keutuhan bangsa. Termasuk, tidak saling tuduh tentang hal yang negatif.
’’ Jika ada pelanggaran hukum sebaiknya dilaporkan kepada pihak berwajib,”kata dia.
Pendiri Wasathiyah Center Muhammad Zainul Majdi menambahkan, pembangunan suatu bangsa jangan pernah terlepas dari spritualitas keagamaan yang didalamnya terdapat masalah kemanusiaan dan keadilan sosial serta kemerdekaan.
”Strategi pembangunan ini ada nilai-nilai spiritualitas keagamaan yang tidak boleh lepas,” kata dia.
Dia berpendapati, spiritualitas keagamaan memiliki banyak kaitan dengan nilai kemanusiaan, membangun dan menata sosial keadilan, dan kemerdekaan.
Termasuk, spiritualitas tentang keberagaman bangsa yang harus menjadi satu kesatuan dan berkolaborasi untuk membangun bangsa.
”Bukan lagi persaingan tapi kolaborasi, membangun jejaring, bagaimana kita bisa membangun kolaborasi dengan baik,” kata TGB yang juga menjabat sebagai Koordinator Bidang Keumatan DPP Golkar.