BANDUNG– Secara tidak langsung Mario Gomez telah memberikan standar tinggi bagi pelatih yang akan menggantikannya. Itu terlihat dari perlakuan berbeda antara Gomez (2018) dan Miljan Radovic (2019) di perhelatan Piala Presiden.
Padahal, jika dilihat kedua pelatih tersebut sama-sama gagal meloloskan Persib ke fase selanjutnya di turnamen pra musim. Gomez alami dua kekalahan dan satu kemenangan musim lalu, Miljan berpeluang menyamai hasil itu andai bisa kalahkan Perseru Selasa (12/3).
Banyak kritik Bobotoh yang masuk ke dalam pesan pribadi Miljan Radovic, namun bayak pula dukungan yang masuk kepadanya. Ia ingin Bobotoh bersabar, pasalnya kompetisi sesungguhnya adalah Liga 1, bukan Piala Presiden yang dijalaninya kini.
“Kita juga harus berpikir untuk kompetisi. Sekali lagi saya bicara untuk Bobotoh, banyak pesan masuk kepada saya support saya. Tapi bobotoh muda harus belajar dari bobotoh tua. Kita bisa bantu mereka untuk mengerti,” beber Radovic dikutip simamaung.com kemarin.
Pelatih asal Montenegro itu akan bertanggung jawab jika sampai pada akhirnya nanti Maung Bandung tidak bisa berbuat apa-apa. Namun, waktu dua bulan yang sudah dijalaninya masih dalam masa prematur bagi pelatih baru.
“Dua kali kalah saya tahu kita kecewa, tapi kita lihat nanti agar mengerti semua. Saya berharap cepat datang pemain baru dan kita pasti punya tim untuk bersaing di atas. Kalau tidak bagus saya bicara sendiri (bertanggung jawab) sekarang kita butuh support dulu,” paparnya.
Persib bobol 8 gol kemasukkan dari empat partai terakhir di Piala Indonesia dan Piala Presiden, rasio per pertandingan dua gol. Mereka hanya mampu melesakkan 6 gol. Masa kampanye Miljan Radovic yang tidak memuaskan bagi para fans Bobotoh.
Center back asing Persib Bojan Malisic mengakui lini pertahanan menjadi paling disoroti dalam masa kampanye pelatih Radovic. Ini menempatkan ia dalam posisi sulit saat ini.
Bojan mengatakan lini pertahanan di beberapa laga terakhir kurang berkomunikasi, hingga Osas Saha (Tira Persikabo), serta Manuchehr Dzhalilov (Persebaya) sumbang masing-masing dua gol.
“Mungkin kurangnya komunikasi di garis pertahanan atau beberapa hal lain, tapi saya tahu ini sepakbola dan saat bermain di lapangan selalu mencoba untuk menang, kadang itu mustahil,” ungkap Bojan.