SOREANG – Untuk meningkatkan pengelolaan, memudahkan pengawasan dan pemeliharaan sarana olahraga yang bertaraf internasional lebih intensif. Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Bandung berpindah ke Komplek Sarana Olahraga jalak harupat. Selain, mempermudah dalam pemeliharaan, SOR Jalak Harupat diharapkan bisa berkontribusi lebih besar terhadap pendapatan asli daerah (PAD).
Kepala Dispora Kabupaten Bandung Slamet Mulyana mengatakan, selama ini pengawasan pengelolaan SOR Jalak Harupat memang sudah dilakukan secara rutin. Namun untuk meninjau langsung, tak bisa dilakukan setiap hari. Sebab, jarang komplek Pemkab Bandung ke stadion cukup jauh.
”Sekarang, kantor dinas berpindah ke SOR Jalak harupat, jadi pengawasan sarana dan pemeliharaan bisa dilakukan setiap saat,” kata Slamet saat ditemui di Gedung Gymnasium Gelora Sabilulungan Jalak Harupat yang kini resmi menjadi kantor Dispora Kabupaten Bandung, Jumat (8/3).
Menurut Slamet, kini ia dan seluruh jajaran Dispora bisa melihat langsung kondisi SOR Jalak Harupat setiap hari. Dengan begitu setiap kekurangan yang ada bisa segera ditangani.
Slamet tak menampik jika tahun ini SOR Jalak Harupat sebagai aset Pemkab Bandung juga dituntut untuk memberikan kontribusi terhadap PAD. Dengan pengelolaan yang terkendali secara langsung, ia optimistis tuntutan itu bisa dipenuhi. Dia pernah melansir bahwa tahun ini, SOR Jalak Harupat ditargetkan menyumbang PAD sebesar Rp 2 milar.
”Target itu terutama dibidik dari penggunaan Stadion Si Jalak Harupat yang kini kembali sering digunakan untuk pertandingan Persib Bandung,” katamnya.
Slamet tak menampik jika di tahun sebelumnya, Stadion Si Jalak Harupat kehilangan potensi PAD sekitar Rp 1 miliar. Sebab, tak digunakan oleh Persib. Oleh karena itu kembalinya Persib ke Si Jalak Harupat, membuka optimisme baru.
Slamet menjelaskan, sebagai pendukung, pihaknya juga telah mendorong Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Bandung dan induk organisasi olahraga di bawahnya untuk rutin menggelar even di SOR Si Jalak Harupat. Dengan begitu, ada potensi pendapatan dari sewa venue meskipun jumlahnya tak sebesar potensi pendapatan dari Stadion Utama Si Jalak Harupat.
Slamet mengklaim, dengan adanya even yang digelar di SOR Si Jalak Harupat. Hal itu harus dilakukan agar sarana olahraga bertaraf internasional, mendatangkan PAD, alih-alih membebani APBD untuk biaya pemeliharaan.