NGAMPRAH– Cuaca ekstrem yang terjadi beberapa pekan terakhir, membuat Perhutani KPH Bandung Utara mengeluarkan keputusan untuk menutup sementara waktu jalur pendakian ke sejumlah gunung wisata yang masuk wilayah KPH Bandung Utara. Sebut saja seperti Gunung Burangrang dari jalur pendakian Padalarang, Gunung Manglayang Barat, Bukit Palasari, Bukit Tunggul, dari Cilengkrang Kabupaten Bandung, dan Gunung Tangkubanparahu dari Lembang, Bandung Barat.
Penutupan mengacu kepada surat nomor 058.1/PPSDH/Divre/Jabar dan Banten tentang Larangan Pendakian Gunung Selama Musim Hujan 2019 yang diterbitkan Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jabar dan Banten Oman Suherman. Pertimbangan dilakukannya penutupan jalur pendakian sejumlah gunung dikarenakan saat ini sedang masuk periode cuaca ekstrem yang dapat membahayakan pendaki.
Administratur (Adm) Perhutani KPH Bandung Utara Komarudin menjelaskan, surat yang ditandatangani tanggal 5 Maret 2019 tersebut ditujukan kepada seluruh Administratur/KKPH Perum Perhutani Divisi Regional Jabar dan Banten. “Kita mencegah terjadinya korban pendaki gunung, akibat cuaca ekstrem serta cuaca dingin yang bisa mengancam para pendaki,” katanya belum lama ini di Lembang.
Menurutnya, pendakian ke gunung saat momen seperti ini juga rentan tersambar petir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, maupun hipotermia akibat udara dingin. Karena itu, untuk meminimalisasi jatuhnya korban, diambil langkah antisipasi dengan mengeluarkan larangan pendakian gunung selama musim hujan, dari jalur pendakian resmi maupun tidak resmi.
Hal ini berkaca dari kejadian adanya korban tewas saat mendaki Gunung Tampomas di Sumedang beberapa waktu lalu. Sehingga, pihaknya akan memasang pelang larangan serta menempatkan petugas untuk memantau pelaksanaan larangan pendakian tersebut. Selain itu, menyiapkan petugas pengamanan hutan serta sarana dan prasarana pendukung jika sewaktu-waktu diperlukan langkah pencarian (SAR) dan berkoordinasi dengan Basarnas
“Gunung yang jadi objek wisata di KPH Bandung Utara ini rata-rata ketinggiannya tidak lebih dari 2.000 mdpl, sehingga jadi favorit bagi pendaki pemula. Tapi dengan adanya surat dari Divre, maka hingga batas waktu yang tidak bisa dipastikan jalur-jalur pendakian itu kami tutup sementara,” tuturnya.
Namun, pihaknya juga cukup kesulitan dengan banyaknya jalur pendakian tidak resmi ke sejumlah objek gunung wisata tersebut. Dikhawatirkan para pendaki mengambil jalur ilegal untuk tetap memaksakan naik ke puncak gunung di tengah kondisi cuaca yang kurang baik. “Makanya kami akan melakukan patroli untuk memantau jika ada pendaki yang melalui jalur ilegal karena saat ini tidak memungkin untuk melakukan pendakian,” pungkasnya. (drx)