Alunan Ayat Suci dari Huruf Braille

Lebih dari 20 santri menuntut ilmu di Taman Tunanetra ini. Mereka banyak yang berasal dari wilayah-wilayah di luar Jabodetabek hingga Lampung. Selain Alquran, buku-buku pelajaran semua menggunakan abjad braille. Yayasan ini juga sudah sejak lama memproduksi sendiri Al-Quran braille.

Sudah dari tahun 1989, namun belum masif. Harga bahan baku sangat mahal. Sementara pencetakanya baru lancar di pertengahan 1990an, papar Nur Kholiq.

Bahan baku yang dimaksud oleh ustad Nur adalah satu rim kertas Braillon (kertas khusus aksara Braille). Saat itu, harga satu rim Braillon mencapai Rp 500 ribu. “Jika dikalkulasikan, mungkin Rp 5 juta, ujarnya

Satu rim kertas Braillon hanya mampu mencetak maksimal 2 juz Al Quran Braille saja, sehingga bisa dibayangkan betapa mahalnya Al Quran Braille per setnya. Namun, penyusunan Alquran braille berbeda dengan Alquran pada umumnya.

Al Quran Braille itu dijilid per juz. 1 juznya setebal Al Quran (buku) pada umumnya. Sementara itu, yang dimaksud satu set Al Quran Braille ya berarti dari juz 1 sampai 30, isinya ya 30 jilid (30 buku). Satu set Al Quran Braille biasanya (butuh packaging dengan) satu kardus berukuran 40 senti kali 60 senti, terangnya

Bagi Ustad Nur, bukan perkara mudah membangun Yayasan Raudhatul Makfufin sekaligus percetakanya hingga saat ini. Berawal dari pembinaan 10 relawan orang normal belajar mengeja aksara Braille, baik Latin atau Arab. Mereka kemudian diminta untuk membuat salinan dalam bentuk soft file ke dalam format digital di komputer. Namun, sayang semuanya mundur. Pasalnya, ketiadaan akomodasi dan honorarium yang menunjang pekerjaan mereka.

Tak lama kemudian, muncul pemuda ikhlas bernama Zainal, alumnus Pesantren di Kediri Jawa Timur yang membantu mereka memasukan ke dalam format digital Al Quran Braille. Setelah berhasil dikomputerisasi, kami pun menyebar proposal untuk memohon bantuan biaya percetakan. Alhamdulillah, Habibie (mantan Presiden RI) merespon dengan memberi bantuan dana sebesar Rp 75 Juta untuk membeli printer Braille, jelasnya.

Lambat laun, pemerintah semakin merespon perjuangan Ahmad untuk memperbanyak Al Quran bagi penyandang tunanetra hingga ke pelosok pedalaman Indonesia. Kini, Yayasan Raudhatul Makfufin bisa mengirim Al Quran Braille hingga Afrika Selatan. (*/fin/tgr)

Tinggalkan Balasan