BANDUNG – DPR RI mendorong generasi muda untuk rajin menjelajahi seluruh pelosok wilayah Indonesia. Hal itu diyakini bisa mendorong kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Anggota Komisi X DPR RI Ledia Hanifa Amaliah mengatakan, memahami wawasan kebangsaan bukan hanya soal menghapal butir-butir sila, tetapi bagaimana bisa hidup dengan perilaku yang religius, bertenggang rasa, dan peduli sesama, serta selalu berlaku adil.
Dalam Sosialisasi Empat Pilar yang diikuti ratusan anak muda pegiat sosial, budaya, dan lingkungan dari Kota Bandung dan Kota Cimahi di Hotel Topas, Jalan Dr Djundjunan (Pasteur), Kota Bandung, Minggu 3 Februari 2019 lalu, kata Ledia, pihaknya menyoroti implementasi wawasan kebangsaan oleh generasi muda.
Menurut dia, implementasi nilai wawasan kebangsaan yang terbuat dalam Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika kerap dianggap membingungkan dan ‘jadul’ oleh anak muda generasi kekinian yang menganggap diri mereka sebagai anak jaman now.
Begitu juga dengan mencintai NKRI. Menurut dia, mencintai NKRI bukan sekedar mencantumkan status medsos ‘NKRI Harga Mati’, tetapi bagaimana dalam keseharian menampakkan kecintaan kepada negeri ini.
“Termasuk dengan bersemangat menjelajah Indonesia. Kalau perlu menabung untuk bisa mendatangi pelosok-pelosok wilayah negeri, melihat, merasakan, mensyukuri kekayaan alam dan budaya negeri kita,” ungkap Ledia.
Selain memaparkan impelementasi wawasan kebangsaan, lanjut Ledia, pihaknya juga mengajak para pemuda yang hadir untuk aktif berperan di tengah masyarakat. Terlebih, sudah merupakan sunatullah bahwa perubahan negeri-negeri itu disupport oleh peran aktif para pemuda.
Diakui Ledia, para pemuda memang memiliki kelebihan, di antaranya berusia muda, enerjik, penuh kreasi dan penuh semangat. Sayangnya, kata Ledia, terdapat kecenderungan bahwa pemuda saat ini memilah-memilah aktivitas. Mereka lebih senang berkegiatan yang terlihat mudah dan cepat. Namun, ketika diajak beraktivitas di ranah pengabdian masyarakat, penguatan ekonomi, dan perkembangan politik, mereka kerap menghindar.
“Kalau diajak aktif dalam kegiatan pengabdian masyarakat, penguatan ekonomi atau politik sering tidak mau, ogah, males. Padahal masa depan negeri ini sangat bergantung pada perubahan, baik dalam masyarakat termasuk dari sisi sosial, ekonomi, dan politik,” paparnya.