NGAMPRAH– Sampai saat ini, Pemkab masih kesulitan untuk mencari lahan sementara bagi para pedagang Pasar Tagog Padalarang jelang akan dibangunnya di pertengahan tahun ini.
“Kita akui masih mencari lokasi yang strategis bagi para pedagang untuk berjualan sementara di tempat baru, sampai dengan selesai dibangunnya pasar tagog yang baru. Karena setelah lebaran nanti, revitalisasi Pasar Tagog akan dilakukan,” kata Plt Kepala Disperindag KBB Maman Sulaiman, Kamis (31/1).
Menurutnya, Pasar Tagog Padalarang adalah perwajahan KBB karena berada di perkotaan. Karena itu, rencana penataan pasar harus diperhitungkan secara matang termasuk penyiapan TPS. Jangan sampai karena tidak disiapkan dengan baik pedagang kesulitan membuang sampah. Meski pasarnya sudah bagus tapi kalau tumpukan sampah di mana-mana tetap saja terlihat kumuh.
Kendala lainnya adalah, keberadaan saluran irigasi tepat di belakang pasar yang airnya kerap menimbulkan genangan di belakang pasar. Keberadaannya harus dipertahankan, tidak boleh dipindahkan apalagi ditutup. Maka, pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Jawa Barat dan Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC).
“Ini harus diperhatikan oleh perusahaan yang memenangkan tender revitalisasi pasar dalam menata saluran irigasi tersebut. Terapkan teknologi atau cara agar air dari saluran irgasi tetap bisa dimanfaatkan masyarakat luas dan juga airnya tidak masuk ke dalam pasar,” kata Maman.
Disinggung mengenai perusahaan yang sudah mengajukan untuk ikut proses lelang revitalisasi Pasar Tagog Padalarang, Maman menyebutkan sudah ada lima perusahaan.
Kelima perusahaan itu adalah PT Rimba Artha Bangun dari Bogor PT Bangun Bina Persada dari Bekasi PT Gita Internusa dari Jakarta Timur PT Reka Konstruksi dari Jakarta dan PT Lentera Bahari Putra Mas dari Jakarta. Nilai investasi untuk revitalisasi pasar yang akan menampung sebanyak 1.427 pedagang ini sebesar Rp 80 miliar. (drx)