Mr Seven Eleven (2)

Tidak ada perlakuan khusus. Juga tidak ada pembelaan dari perusahaannya. Bahkan beberapa hari kemudian Ghosn diberhentikan pula. Dari jabatannya yang tersisa: Chairman.

Hanya Renault yang terus membelanya. Pun seandainya Ghosn bisa ditahan luar, semua jabatannya di Renault akan aman. Tapi Carlos Ghosn terus ditahan. Terpaksa Renault mencari penggantinya. Ghosn tidak bisa membuat putusan dari dalam tahanan.

Hanya pejabat kedutaan Lebanon dan Perancis yang boleh menengok. Dan pengacaranya. Istrinya pun tidak bisa. Juga anak-anaknya.

Sang istri tetap tinggal di Paris. Namanya: Carole Nahas. Umur 52 tahun. Berarti 12 tahun lebih muda dari sang suami.

Carole memang isteri kedua. Yang dikawininya tahun 2016 lalu. Saat Ghosn masih menjabat CEO sekaligus Chairman Nissan. Pesta kawinnya besar-besaran. Tempatnya di istana Versailles, Paris. Sekaligus untuk merayakan ulang tahun ke 50 sang kekasih.

Istri pertamanya diceraikan enam tahun sebelumnya: Rita. Setelah memberinya empat anak. Salah satunya ngetop: Caroline Ghosn. Anak tertua. Saat masih berumur 19 tahun Caroline terpilih masuk Bal Des Debutantes. Yakni pesta terelite di Paris. Yang pesertanya dipilih oleh sebuah komite.

Tiap tahun hanya 20 orang. Yang saratnya ketat: harus cantik, harus putri orang terkaya yang populer, harus cerdas luar biasa, pandai dansa dan ayahnya harus mau menemani putrinya selama pesta. Seperti yang tahun lalu dialami Annabel. Putri pendiri dan pemilik Huawei.

Kayaknya Annabel kalah cantik dengan Caroline. Mungkin saya terpengaruh oleh kunjungan saya ke Lebanon bulan lalu. Caroline adalah orang Lebanon. Yang terkenal cantik-cantik itu. Dan ia lulusan salah satu perguruan tinggi terbaik dunia: Stanford University.

Sekarang Caroline menjadi CEO perusahaannya sendiri: Levo. Yang bergerak di bidang profesional networking. Yang membernya mencapai 30 juta. Di seluruh dunia.

Dia juga eksekutif di World Economic Forum. Bersama ayahnya. Kini sang ayah lagi menghadapi problem hukum. Yang sia sangat yakin bisa mengatasinya.

Rasanya Ghosn memang terlalu berani mengubah sistem bonus. Yang di Jepang kurang seberani di Amerika. Penghargaan pada eksekutif terbaik di Jepang dianggap kurang memadai.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan