Presiden menekankan, tidak semestinya hubungan silaturahmi sesama anak bangsa rusak hanya akibat perbedaan pilihan politik. “Antartentangga enggak saling ngomong-ngomong karena pilpres, pilgub. Loh-loh rugi besar kita nanti,” tegasnya.
Menurut Jokowi, perbedaan politik tidak boleh sampai membuat jarak di tengah masyarakat. Misalnya dia mencontohkan, pemilihan Bupati, Wali Kota, Gubernur, bahkan Pemilihan Presiden terselenggara selama 5 tahun sekali.
Jangan sampai pesta demokrasi tersebut dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk mengadu domba satu sama lain.
“Pemilihan itu ada terus, jangan sampai itu membuat kita tidak bersatu, keliru besar, rugi kita nanti. Mau Pemilu ini hoax dan berita bohong di mana-mana, jangan sampai dikompor-kompori. Saya sampaikan, jaga Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Wathoniyah, kita jaga bersama-sama,” jelasnya lagi.
Mantan Wali Kota Solo itu mengambil contoh bagaimana perang saudara terjadi di beberapa negara lain. Kondisi demikian, diakibatkan oleh perseteruan antar sesama anak bangsa, lalu meluas menjadi konflik senjata yang mengerikan.
“Karena kalau sudah ada konflik, menyelesaikannya tidak gampang. Saya berikan contoh, Afghanistan katanya porak-poranda, hampir setiap hari ada bom,” ucap Jokowi, menceritakan pengalaman saat mengunjungi Afghanistan waktu lalu. (rls)