NGAMPRAH– Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat terus mengingatkan masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi penyakit demam berdarah dengue (DBD). Sebab, tercatat saat ini sudah ada 238 orang tersuspect DBD.
“Sekarang lagi musim hujan dan potensi terserang DBD sangat tinggi bahkan kami catat sudah ada 238 orang suspect DBD. Namun suspect ini menunjukan gejala DBD dan belum tentu itu positif,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat, Hernawan Widjajanto, di Ngamprah, Rabu (23/1).
Hernawan menjelaskan, berdasarkan hasil laporan di lapangan, kasus DBD ini hampir merata tersebar di 16 kecamatan. Tertinggi di Kecamatan Cililin, Ngamprah, Padalarang, Cikalongwetan dan Parongpong.
Menurutnya, faktor kepadatan penduduk dan lingkungan, memicu wilayah-wilayah tersebut banyak tersuspect DBD. “Termasuk berdasarkan laporan yang kami terima, di Desa Jayamekar Padalarang dan di Cigugur Girang Parongpong itu sudah ada 2 warga yang meninggal dunia, dan satu di antaranya bayi umur 8 bulan,” katanya.
Hernawan juga mengatakan, lantaran DBD ini cukup mengancam, maka pihaknya telah mengirimkan surat ke seluruh puskemas terkait kewaspadaan dini peningkatan DBD ini. Apalagi, dengan jumlah 238 orang tersuspect DBD, ini berpotensi pada kejadian luar biasa.
“Surat terkait kewaspadaan DBD ini sudah kami kirim dari November tahun lalu. Namun, lantaran kejadian ini cukup banyak, rencananya akan ada juga surat langsung dari pak bupati terkait kewaspadaan, pengendalian DBD ini,” ungkapnya.
Menurut Hernawan, untuk mencegah DBD dan agar kasus DBD ini tidak bertambah, saat ini pihaknya pun mengintensifkan kader juru pemantau jentik nyamuk (jumantik) dengan mendatangi rumah-rumah warga. Tercatat sepanjang tahun 2018 kasus di DBD di KBB juga tergolong tinggi. Dilaporkan ada sekitar 439 orang terjangkit DBD. (drx)