Kecintaan pada dunia literasi sudah dilakukan Ratna Suminar sejak lama. Namun, keterbatasan pada masalah ekonomi tidak membuatnya patah semangat. Sehingga berkat kerja kerasnya mebuat menghantarkannya sampai ke Istana Negara bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo.
Rudiat, Kabupaten Bandung
Sosok perempuan dibalik perjalanan TBM Sehati dan perpustakaan keliling Tahu Baca, ada wanita yang luar biasa, dia bernama Ratna Suminar yang sering disapa Bi Isum, asal kelajiran Kampung Pasirhuni RT 05/ RW 06 Desa Pasirhuni kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung.
Sejak masih gadis dia senang sekali dengan yang namanya membaca, ketika masih duduk di SMP Banjar Asri Cimaung dan menghabiskan waktunya di perpustakaan.
Pada 1998 Ratna Suminar menikah dengan Rudiat atau dikenal dengan Mang Yayat. Ternyata suaminya sama-sama senang dengan buku, bahkan sering tukaran buku ketika masih pacaran.
“Dulu saya ketemu dengan mang yayat, awalnya karena satu pekerjaan, sebagai pekerja di pabrik tahu milik kakak saya Agus, saya sering memperhatikan dia sering membawa buku. Sejak saat itu saya sering meminjam buku-buku darinya, lama kelamaan buku tersebut jadi ungkapan resaan masing-masing hal tersebut berakhir di pelaminan kita menikah.” ungkapnya. sambil senyum-senyum, memandang ke masa lalu.
Setelah dua hari menikah, mereka menempati bangunan berukuran 2 M, bekas warung peninggalan almarhum ibu saya, sambil berbenah dan beres-beres di situ ada satu rak bekas Jualan Mie instan.
Rak tersebut menjadi rak buku yang di miliki kita berdua, yang kebetulan pada waktu itu masing-masing pada membawa buku, maka dari situ sambil merapihkan buku dan membayangkan serta saling mengungkapkan mimpi ingin mempunyai perpustakaan untuk anak sekitar.
Sejak menikah, dia dan suaminya sering membeli dan menerima buku dari tetangga dan sahabatnya, bahkan untuk menambah koleksi bukunya ditahun 2000, dia rela bekerja untuk memilah kertas di tukang rongsokan.
Untuk mewujudkan mimpi bersama mempunyai perpustakaan, dia bekerja disebuah pengepul barang bekas/rongsokan, Ratna bagian memilah kertas dan sering menemukan banyak buku-buku bekas yang layak baca.
’’Uang gajian saya saya sering tukar dengan buku, kadang karna sering gajian saya tukar dengan buku bos saya ahirnya menyumbangkanya.” Ucap dia.