BANDUNG – Untuk tetap melestarikan budaya pencak silat Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung menggelar Pangsi ISBI jilid III (Panggih Pesilat Ibing Seni Beladiri), yang dilaksanakan pada Selasa-Kamis (22-24).
Penanggung jawab acara Gugum Cahyana melalui H. Retno mengatakan, pangsi ISBI Jilid III merupakan kegiatan Festival Pencak Silat yang dilaksanakan oleh Mahasiswa Seni Tari Semester 5a Fakultas Seni Pertunjukan ISBI Bandung, yang diikuti oleh kurang lebih 400 Peserta dari tiap kota/kabupaten di Jawa Barat bertempat di Pendopo Mundinglaya ISBI Bandung, Jln. Buah Batu Bandung.
“Ini kali ke-3 Pangsi Isbi dilaksanakan yang sebelumnya dilaksanakan Se-Tatar Bandung , kini menjadi se- jawa barat karena melihat antusias dari peserta tiap-tiap Perguruan Pencak Silat sebagai ajang silaturrahmi dan ajang menguji mental murid perguruan untuk mengikuti Festival Pencak Silat,” kata Gugum dalam rilisnya yang diterima redaksi kemarin (22/1).
Kegiatan kali ini mengusung tema “Sareundeuk, Saigel, Sabobot, Sapihanean“ yang dalam arti luas berarti Gotong Royong diambil karena kini sedang gencar-gencarnya Pencak SIlat diperjuangkan agar diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda milik Indonesia.
“Maka dari itu dengan adanya kegiatan ini dapat membantu program pemerintah dan harapan dari masyarakat Pencak Silat Khususnya agar Pencak SIlat dapat diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda milik Indonesia,” tambahnya.
Pada kesempatan kali ini juga akan dihadiri oleh Cecep Arif Rahman (pesilat,Aktor), Rd. H. Azis Asy’arie (tokoh Aliran Pencak SIlat Maenpo CIkalong) , Masyarakat Pencak SIlat Indonesia (MASPI).
“Pada mereka kita memberikan sebuah penghargaan apresiasi yang tinggi atas dedikasi dan pengabdiannya terhadap pencak silat agar tetap menjadi warisan budaya Indonesia yang patut kita jaga dan lestarikan,” tandasnya. (mg2/yan)