GARUT – Presiden RI Joko Widodo membagikan sertifikat sambungan listrik gratis kepada 30.937 rumah tangga miskin dan rentan miskin di Kabupaten Garut, kemarin (18/1). Sebelumnya Presiden berkesempatan mengisikan token dan menyalakan listrik empat rumah tangga di Kampung Pasarkolot, Desa Cibatu Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut.
Program yang digagas BUMN ini hingga akhir 2018 telah berhasil menyelesaikan 100.970 Sambungan listrik gratis untuk warga Jawa Barat. Presiden yang akrab disapa Jokowi menyebutkan, program ini berhasil memberikan penyambungan listrik gratis bagi 100.970 KK hingga Desember 2018.
Untuk tahap awal, penyambungan listrik gratis ini dilakukan di delapan kabupaten/kota dengan sasaran sebanyak 130.248 kepala keluarga (KK) yang tersebar di Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Sukabumi.
Dia memerinci, BUMN yang berpartisipasi dalam Program Sponsorship Sinergi BUMN Penyambungan Listrik Gratis untuk Masyarakat Miskin tersebut sebanyak 34 BUMN dan 1 anak perusahaan. Di antaranya, PLN, Bulog, Jamkrindo, Pegadaian, Semen Indonesia, Dahana, Perhutani, BRI, Pindad, Telkom & Telkomsel, BNI, Airnav, Askrindo, Waskita, PTPN III Holding (PTPN VIII), Jasa Marga, Jasa Raharja, Jasindo, Biofarma, KAI, Hutama Karya, Telkomsel, Pertamina, Mandiri, Angkasa Pura 2, Pelindo 2, BTN, PIHC, WIKA, PP, PGN, Antam, Taspen, ASDP dan POS.
Menurut dia, dalam pelaksanaan program ini, masyarakat mendapatkan penyambungan listrik secara gratis dengan daya 450 VA. Daya 450 VA tersebut cukup untuk menggunakan TV, penanak nasi, dan menyalakan lampu.
Untuk biaya, PLN dan Asosiasi Instalatir memberikan keringanan biaya penyambungan dan pemasangan instalasi sebesar 50 persen. Sehingga biaya yang perlu dibayar oleh Sinergi BUMN hanya sebesar Rp. 500.000.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir yang ikut hadir dalam acara peninjauan tersebut menjelaskan, sebelumnya masyarakat tidak mampu ini menyambung dari tetangga untuk mendapatkan listrik.
Masyarakat kurang mampu ini sebelumnya mendapat listrik dari PLN. Mereka terpaksa menyambung dari tetangga, bayar Rp 40 – Rp 50 ribu untuk lampu tiap bulan atau menggunakan penerangan lain seperti lampu teplok.