BANDUNG – Kekuatan pembangunan suatu negara atau wilayah perlu didukung oleh semua elemen yang ada. Tidak bisa percepatan pembangunan hanya bisa dilakukan satu pihak. Maka hadir konsep pembangunan ‘pentahelix’ dimana unsur pemerintah, masyarakat atau komunitas, akademisi, pengusaha, dan media bersatu membangun kebersamaan dalam pembangunan.
“Membangun peradaban manusia tidak bisa dilakukan oleh satu elemen. Dalam teori perubahan ada istilah ‘pentahelix’, ‘penta’ adalah lima dan ‘helix’ adalah jalinan,” kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam sambutannya saat membuka Musyawarah Pimpinan Wilayah (Musypimwil) Muhammadiyah Jawa Barat di Hotel Grand Asrilia, Jl. Pelajar Pejuang Kota Bandung, Sabtu (12/1/19).
Unsur pemerintah mempunyai political power untuk merumuskan sebuah kebijakan melalui keputusan. Sementara masyarakat atau komunitas disebut social power. Di sinilah peran Muhammadiyah diharapkan terlibat dalam proses pembangunan di Jawa Barat.
“Muhammadiyah dengan kekuatannya, ukhuwah islamiyah-nya menghadirkan perubahan. Tidak hanya berdakwah dari sisi agama tapi muamalah kemasyarakat menjadi sebuah citra paling positif dari gerakan Muhammadiyah,” ujar Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil.
“Yang ketiga, ada akademisi. Melalui kekuatan knowledge power menghadirkan ilmu yang menghadirkan hidup ini lebih cepat, lebih murah, lebih berfaidah,” jelasnya.
Unsur keempat pentahelix, yaitu pebisnis atau pengusaha. Namun, Emil menekankan pebisnis di sini perlu paham tentang Pancasila, agar ada kepedulian terhadap keadilan sosial. Apabila ekonomi kita tidak berbasis Pancasila dikhawatirkan akan muncul kapitalis yang tidak peduli dengan keadilan sosial di masyarakat.
“Yang terakhir (unsur kelima) dalam pentahelix adalah media,” ungkap Emil.
Untuk itu, Emil meminta peran serta Muhammadiyah dalam proses pembangunan di Jawa Barat. Dia menilai Pemdaprov Jawa Barat dan Muhammadiyah setara. Terlebih Muhammadiyah mempunyai kekuatan ekonomi, sosial, juga kekuatan akademisi.
“Kami seperlima perubahan bertemu dengan seperlima perubahan di Muhammadiyah. Ditambah lagi Muhammadiyah punya kekuatan sosial juga ekonomi juga akademisi. Jadi, sebenarnya sudah tiga per lima hadir di sosok organisasi Muhammadiyah,” tandasnya.
Musypimwil Muhammadiyah Jawa Barat ini dihadiri pimpinan Muhammadiyah Jawa Barat, pimpinan Aisyiyah Jawa Barat, pimpinan daerah Muhammadiyah se-Jawa Barat, serta para rektor atau ketua perguruan tinggi yang berada di bawah naungan Muhammadiyah. Musypimwil kali ini akan membahas program-program keumatan di Jawa Barat, seperti pengelolaan tanah wakaf, percepatan pembangunan infrastruktur dan fasilitas pendidikan, pemberdayaan ekonomi umat, hingga program penanggulangan bencana. (yan)