BANDUNG – Untuk menuntaskan masalah banjir yang kerap melanda jalan Sirnaraga dan sekitarnya, kolam retensi yang berlokasi di RW 06 Kelurahan Pajajaran, Kec. Cicendo yang baru saja diresmikan diklaim dapat menahan luapan Sungai Citepus.
Wali Kota Bandung Oded M. Danial mengatakan, kolam retensi yang dibangun di atas lahan 1.792 m2 itu mampu menampung air hingga 3.335,26 m3.
Menurutnya, air yang melewati Sungai Citepus ditampung sementara sehingga tidak langsung mengalir ke hilir. Cara tersebut mampu mengurangi dampak banjir di Sirnaraga dan sekitarnya.
’’Insya Allah permasalahan banjir akan terselesaikan satu persatu,”jelas Oded ketika ditemui di sela-sela peresmian keamarin. (8/1).
Selain itu, kolam retensi ini merupakan salah satu solusi dari sekian banyak permasalahan lingkungan. Berikut menormalisasi 46 anak sungai di Kota Bandung.
Oded meminta masyarakat untuk terus menjaga lingkungan. Sebab, secanggih apapun infrastruktur tanpa partisipasi masyarakat dalam memelihara kebersihan hal itu tidak akan berarti.
“Dari 46 sungai ini mari kita rawat bersama, jaga bersama. Jangan sampai ada warga yang membuang sampah ke sungai. Jangan sampai membuang sampah plastik. Saya tidak mau mendengar lagi ada kasur butut masuk ke sungai. Mari kita bangun peradaban yang baik di Kota Bandung,” seru Oded.
Oded menyebutkan, kolam retensi menghabiskan anggaran Rp 5 miliar itu bisa selesai tepat waktu. Sejak awal dibangun pada Juli 2018 dan rampung pada akhir November 2018, kolam tersebut juga memiliki banyak manfaat yang dirasakan masyarakat.
“Alhamdulillah di Sirnaraga punya kolam retensi yang punya banyak fungsi. Ketika kolam ini diisi air, airnya penuh bisa “paparahuan” (Bermain perahu-red). Ketika kering, bisa juga digunakan untuk aktivitas masyarakat,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua RW 06 Kelurahan Pajajaran Zaenal Muttaqin, pembangunan kolam retensi memberikan dampak positif.
“Semenjak kolam retensi ini beroperasi, tidak ada lagi banjir di kawasan kami,” katanya. Tak hanya itu, keberadaan kolam retensi juga telah berpengaruh positif terhadap perekonomian warga.
“Ada warga yang bekerja saat pembangunan. Sekarang setelah jadi, ada penghasilan dari dagang dan sewa mainan. Usaha masyarakat makin berkembang,” tutur Zaenal.