TSUNAMI telah menerjang Kabupaten Pandeglang Banten, Serang, dan Lampung Selatan pada Sabtu, 22 Desember 2018. Bencana tersebut terjadi di pantai sekitar Selat Sunda setelah erupsi Gunung Anak Krakatau. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi tsunami disebabkan oleh longsor bawah laut akibat erupsi Gunung Anak Krakatau dan gelombang tinggi akibat bulan purnama.
Adapun data yang tercatat dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mencapai 426 orang meninggal dunia. Selain itu, korban yang mengalami luka-luka akibat sebanyak 7.202 orang dan 23 orang dinyatakan masih hilang.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, Ahmad Hadadi mengajak para Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Dinas Pendidikan Jawa Barat untuk turut serta dalam menolong korban bencana tsunami yang melanda Banten dan Lampung. Hal tersebut disampaikan dalam apel pagi di Halaman Dinas Pendidikan Jawa Barat, Jalan Dr. Radjiman, Kota Bandung, Senin 31 Desember 2018.
”Ini merupakan musibah kemanusiaan dan bencana alam yang dialami saudara-saudara kita sendiri. Kita doakan semoga korban dapat diampuni segala dosanya, menjadi manusia yang mulia, dan dimasukan ke dalam surga. Yang mengalami luka-luka segera dipulihkan dan keluarga yang hilang dapat ditemukan, sehingga kembali kepada keluarganya,” ujar Kadisdik Jabar.
Kadisdik Jabar juga mengatakan musibah tersebut dapat menjadi pelajaran dan diambil hikmahnya, bahwa musibah dapat menimpa kepada siapapun. Selain itu, terdapat kekuasaan-kekuasaan dan ketentuan Tuhan yang dapat terlihat.
”Kali ini kita akan agendakan untuk meninjau langsung keadaan korban ke sana. Tentunya kita perlu menggalang dana sebagai bagian dari solidaritas peduli terhadap sesama. Kita perlu turut prihatin, mereka adalah saudara dekat kita,” ujar Kadisdik Jabar seperti dilansir laman Disdik Jabar. (*/ign)