PURWAKARTA – Yayasan Senyum Indonesia (YSI) menggelar acara khitanan massal. Acara yang diikuti 30 peserta itu dinamai ‘Manuk Hiber’ dengan tema Khitan di Negeri dongeng dilaksanakan selama dua hari, Sabtu-Ahad, 22-23 Desember 2018 di tiga desa yakni, Sinargalih, Kecamatan Maniis, Kabupaten Purwakarta, Desa Mekarjaya, Kecamatan Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur dan Parungbentang, Kecamatan Suksari, Kabupaten Purwakarta yang merupakan puncak acara Manuk Hiber 2018.
Dalam siaran persnya, Sabtu (22/12) anak peserta khitan membuat property pawai. Sementara para relawan sebanyak 70 orang, tampil dengan kostum super hero. Mereka konvoi kostum super hero mengelilingi Desa Parungbanteng. Ada yang menggunakan kostum Spiderman, Kapten Amerika, Bajak Laut, Pangeran Gatot Kaca, dan lainnya.
Acara makin meriah dengan turut hadirnya anak-anak di sekitar lokasi cara. Mereka langsung menggunakan properti yang telah dibuat dan membuat yel-yel yang berhubungan dengan kostum yang dibuat didampingi relawan sebagai mentor.
Yayasan Senyum Indonesia pun, tak sekada menggelar kegiatan khitanan massal. Namun, ada seabreg kegiatan lainnya seperti daurah anak, balai pengobatan gratis, pawai, tabligh akbar, lomba kemasyarakatan, dan pasar rakyat.
Orang tua peserta khitan, Uwar, 34, berjalan ke tempat registrasi ulang, mengisi kolom pendaftaran dan mengumpulkan kartu identitas. Sebelum melaksanakan proses khitan, peserta khitan dan orang tuanya melakukan sesi foto bersama talent superhero dari relawan. Setelah itu, menunggu dipanggil oleh tim dokter untuk melakukan proses khitan.
”Alhamdulillah, senang banget, ini merupakan kesempatan yang luar biasa dan istimewa, karena di kampung sulit melaksanakan acara khitan massal seperti ini,” ucap Uwar yang merupakan salah satu orang tua khitan massal.
Uwar pun mendukung penuh acara semacam itu, apalagi dia memandang dengan adanya kegiatan tersebut memudahkan masyarakat kecil untuk melaksanakan khitan, menambah wawasan, dan memberi pencerahan bagi masyarakat.
“Terima kasih kepada Yayasan Senyum Indonesia, semoga kegiatan ini berkah, terus meningkat, semakin hebat, menjadi contoh yang baik bagi masyarakat, membawa kebaikan bagi masyarakat, dan bermanfaat bagi peserta kegiatan maupun pelaksana kegiatan,” ujarnya.
Senada dikatakan, Amid, warga Desa Sukasari Kecamatan Sukasari yang merupakan tetangga dari Desa Parungbentang. Kakek berusia 70 tahun ini datang karena anaknya menjadi peserta khitan. Dia mengaku mengetahui adanya kegiatan itu dari RK Wardia yang merupakan salah satu tokoh di kampung tersebut.