BANDUNG – Di era revolusi industri 4.0, semua bidang kehidupan akan dihadapkan dengan fenomena disrupsi, yaitu pergantian sistem lama dengan sistem baru yang berbasis teknologi. Tak terkecuali di bidang pendidikan. Jika fungsi guru hanya sebatas memberikan ilmu kepada siswa, maka perannya dapat digantikan oleh teknologi. Maka dari itu, guru diimbau lebih adaptif dengan perkembangan zaman guna meningkatkan sumber daya siswa.
”Jikahanya tranfer ilmu, guru bisa digantikan oleh teknologi. Guru zaman sekarang harus mampu menginspirasi, memberi sugesti dan memotivasi siswa agar mampu bersaing di era revolusi industri,” ucap Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dinas Pendidikan Jawa Barat, Asep Suhanggan dalam kegiatan “Revitalisasi SMK melalui Pemanfataan Internet of Things (IOT) untuk Menyongsong Era Industri 4.0” di Simply Valore Hotel, Kota Cimahi, Rabu, 19 Desember 2018. Kegiatan tersebut diinisiasi oleh Bidang GTK Dinas Pendidikan Jawa Barat yang dipesertai oleh perwakilan siswa dan kepala sekolah SMK yang ada di Jawa Barat.
Asep menambahkan, salah satu hal yang bisa dilakukan oleh satuan pendidikan adalah menyiapkan karakter siswa yang adaptif dengan perkembangan zaman dengan tidak melulu menjadikan kecerdasan koginitif sebagai patokan. “Tapi harus mengedepankan proses kreativitas sebagai pembiasaan. Menanamkan kebiasaan kreatif di segala bidang adalah tujuan pendidikan hari ini agar mampu bersaing,” tutur Asep.
Selain itu, salah satu hal yang harus dilakukan guru di zaman revolusi industri saat ini adalah menjadikan realitas yang ada sebagai bahan ajar. Dia mengambil contoh dari yang dilakukan Guru SMAN 4 Bandung, Endang Yuli Purwanti yang meraih penghargaan The Most Influential Aparatur Sipil Negara (ASN) Inspiratif tingkat Nasional tahun 2018. “Beliau berhasil mengajarkan realitas yang ada di luar menjadi pembelajaran, tidak mensterilkan kelas dari dunia luar, itu salah satu ciri yang harus dimiliki guru zaman sekarang,” ucap Asep.
Melalui revolusi industri 4.0, SMK menjadi salah satu titik fokus Dinas Pendidikan Jawa Barat, karena menurut Asep, kompetensi keahlian di segala bidang yang dimiliki SMK akan menunjang perkembangan pemanfaatan teknologi yang dinamakan IOT tersebut. “IOT harus dikembangkan di seluruh satuan pendidikan yang sedang melakukan revitalisasi,” kata Asep. (*/ign)