JAKARTA – Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) melakukan aksi demontrasi di depan Kedutaan Besar China, kemarin. Aksi digelar sebagai bentuk solidaritas terhadap Muslim Uighur China. Bencana kemanusiaan yang terjadi terhadap umat Islam Uyghur yang selalu mengalami penindasan dari pemerintahan China.
Disebutkan Ketua Bidang Hubungan Internasional PB-HMI Achyar Al-Rasyid, sudah sejak lama mereka ditekan keras dan dimusuhi oleh pemerintah Cina. Tak hanya oleh pemerintah tapi juga kelompok-kelompok yang tidak menginginkan Islam berkembang di Cina pada umumnya dan Xinjiang pada khususnya.
”Sebagai kelompok minoritas, bangsa Uyghur kerap kali harus mengalami perlakuan diskriminatif, baik dalam kehidupan sosial, politik, ekonomi, budaya maupun dalam menjalankan ibadah sehari-hari. Hal ini karena proses “pemarjinalan” agama dalam sistem komunisme yang diterapkan oleh pemerintah,” ujarnya dalam siaran pers diterima redaksi, kemarin.
Lanjut dia, sejak berdiri HMI pada 1947, HMI berfokus mengawal permasalahan kemanusiaan, kemerdekaan dan Hak Azasi Manusia. ”Oleh sebab itu, Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam menuntut agar pemerintah China menjamin dan melindungi hak muslim uyghur untuk bebas dalam beribadah dan menjalankan syariat agama Islam yang merupakan bagian dari Hak Azasi Manusia. Jika pemerintah China tidak bisa menjamin, melindungi dan memberikan rasa aman terhadap muslim Uyghur maka biarkan muslim Uyghur merdeka dan mengelola hidup dan wilayahnya sendiri,” tegasnya.
Lanjutnya, aksi ini merupakan wujud perjuangan dan pembuktian bahwa HMI selalu konsisten dalam mengawal isu-isu perdamaian dan kemanusiaan” ujar Achyar.
Sementara itu Sekjen PB-HMI Nayla Fitria dalam orasinya menuntut agar pemerintah China segera mengakhiri penindasan terhadap Muslim Uighur.
”Kami dari Pengurus Besar Mahasiswa Islam mengutuk kebiadaban dan kekejian yang dilakukan oleh pemerintah China terhadap saudara-saudara muslim kami yang berada di Uighur. Kami menuntut pemerintah China agar segera mengakhiri penindasan dan tindakan tidak manusiawi terhadap Muslim Uighur. Jika tidak maka kami menghimbau untuk orang China agar segera angkat kaki dari Indonesia. Karena tidak ada tempat di Indonesia bagi penindas muslim dan penjahat kemanusiaan,” ujar Nayla.