”Kalau ada rejeki, jangan selalu sifatnya ‘euphoria’, tapi cobalah invenstasi. Jangan salah kelola rejeki,” pesan Gubernur.
”Jangan dilihat berapanya, tapi rasa sayang kami kepada para atlet yang inspiratif dan menjadi pahlawan untuk masyarakat Jawa Barat,” sambungnya.
Terkait prestasi yang berhasil diraih, Gubernur berpesan supaya para atlet tidak cepat berpuas diri. Tapi teruslah berupaya meningkatkan prestasi. Karena masih banyak event, dan helatan yang menunggu para atlet untuk bertarung.
Emil pun ingin, ada “cetak biru” manusia unggul Jawa Barat yang tertanam di diri para atlet, yaitu setiap individu harus memiliki, Iman (SQ), Ilmu (IQ), Akhlak (Attitude), Sehat (PQ). Gubernur Emil berharap cetak biru tersebut ada pada setiap diri para atlet.
”Musuh terbesar adalah diri kita sendiri, berikutnya. Energi terbesar dalam hidup adalah keyakinan. Keyakinan dalam agama, dalam gagasan, dalam mencapai prestasi, kalau manusia tidak punya keyakinan, maka tidak punya tujuan,” katanya.
Sementara kepada para stakeholder terkait, Gubernur memberi arahan untuk mulai mengembangkan ”sport science”. Merupakan penerapan prinsip-prinsip science untuk membantu meningkatkan prestasi olahraga.
Dimana, secara umum terdapat tiga bidang dalam sport science yaitu: fisiologi, psikologi, dan biomekanika. Fisiologi, dalam sport science mempelajari bagaimana tubuh dalam merespon dan beradaptasi dengan latihan yang dijalani.
Sementara Psikologi dalam sport science, mempelajari pikiran atlet untuk mengetahui bagaimana motivasinya, keyakinan dirinya, dan emosinya dapat memengaruhi perilaku atlet dalam olahraga. Pun Biomekanika dalam sport science, berkaitan dengan analisa mengenai mekanika gerakan tubuh.
”Bergeserlah orientasi olahraganya pada sport science. Harapan saya, tolong diseminarkan secepatnya,” kata Emil.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Jabar, Yudha Munajat Saputra menyebut, bahwa para atlet saat ini pun tengah melakukan persiapan jelang perhelatan SEA Games 2019 Filipina dan Olimpiade Tokyo 2020. (*/ign)