Kemajuan zaman dan cara berliterasi harus seimbang. Terutama bagi generasi yang lahir pada era kemajuan teknologi atau yang biasanya dikenal sebagai generasi digital. Dunia pendidikan pun harus terus memperbaharui cara atau metode untuk meningkatkan literasi siswa. Konsep literasi beberapa waktu lalu tidak dapat dibawa atau disamakan dengan konsep literasi saat ini harus berdampak positif pada kemajuan literasi siswa dan masyarakat. Tetapi kenyataannya kemudahan-kemudahan tersebut, justru dianggap kontra produktif dan menimbulkan pendangkalan dalam berpikir. Titik awal permasalahan adalah kualitas sumber bacaan atau informasi dan kurangnya sikap kritis dan pemahaman dari masyarakat terkait berita-berita atau informasi yang didapatkan.
Era digital harusnya memberikan penyadaran akan pentingnya pengetahuan yang mendalam, komprehensif, dan diproduksi melalui proses yang ketat. Untuk menuju masyarakat dengan pengetahuan yang mendalam dan kritis, maka tingkat literasi harus ditingkatkan termasuk di dalamnya yaitu tingkat baca dan berpikir kritis. Dalam era digital semacam ini dunia berada dalam genggaman kita. Sekalipun kita hanya berada pada satu tempat dan satu waktu, namun kita dapat memantau keadaan di seluruh dunia, bahkan kita dihubungkan melalui media sosial dengan semua orang. Kita juga tidak dapat membendung arus informasi yang mengalir begitu deras terutama melalui media-media sosial. Media sosial saat ini tidak hanya dipandang sebagai ajang bersosialisasi di dunia maya semata, namun sudah berkembang menjadi ajang menuangkan ide-ide pribadi seseorang yang berkaitan dengan banyak aspek serta membagikannya kepada orang lain.
Bila kita mencermati fenomena yang terjadi di media sosial, kita akan dibuat tercengang. Bagaimana tidak, media sosial sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan generasi digital saat ini. Kedahsyatan kekuatan pengaruh media sosial digunakan untuk mempengaruhi opini-opini publik yang menggunakan media sosial tersebut. Banyak berita-berita beredar di media sosial. Namun yang menjadi masalah adalah ketika media sosial disalahgunakan sebagai ajang propaganda negatif untuk suatu kepentingan tertentu. Rendahnya tingkat literasi di era digital ini dapat dilihat dari banyaknya masyarakat yang termakan oleh berita ‘hoax’. Hal ini tentunya terkait dengan rendahnya minat baca masyarakat dan kedangkalan berpikir yaitu memahami apa yang dibaca. Di sinilah perbedaan antara orang yang memiliki kecerdasan literasi dan yang tidak.