BANDUNG – Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat memberikan apresiasi terhadap guru-guru yang menginspirasi dalam dunia pendidikan. Penghargaan tersebut diberikan dalam kegiatan Een Sukaesih Award (ESA) 2018.
Dalam anugerah penghargaan ESA 2018, terdapat 5 orang guru dari berbagai jenjang pendidikan negeri dan swasta di Jawa Barat yang mendapatkan apresiasi. Mereka mendapatkan penghargaan karena dinilai mampu memberikan inspirasi bagi dunia pendidikan di Jawa Barat.
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengungkapkan, adanya anugerah ESA 2018 harus mampu menjadi pemicu bagi guru supaya semakin menginspirasi serupa sosok Een Sukaesih. Menurutnya, Een adalah seorang yang memiliki idealisme dalam kehidupan yang digunakan untuk kemaslahatan umat.
Pada kesempatan tersebut, Uu menyampaikan pesan kepada tenaga pendidik yang ada di Jawa Barat agar tidak hanya memberi pelajaran bagi peserta didik. Dirinya menilai, guru-guru harus bisa menciptakan rasa kasih sayang pada murid guna kesuksesan generasi mendatang.
”Saya berharap pendidik bukan hanya materi pelajaran yang diberikan, bukan sertifikasi, bukan jam pelajaran saja yang diberikan, tapi rasa kasih sayang antara guru dan murid untuk suksesnya generasi yang akan datang,” kata Uu di Bandung, kemarin.
Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan Disdik Jawa Barat Asep Suhanggang mengatakan, penghargaan bagi guru yang dimulai sejak 2016 merupakan upaya dan komitmen Pemprov Jabar dalam meningkatkan mutu pendidikan. Melalui apresiasi yang diberikan dinilai akan semakin memicu guru-guru lebih inspiratif.
”Penghargaan ini untuk mendorong, memotivasi, dan menginspirasi para pendidik terus mengembangkan pendidikan melalui pendidikan kasih sayang dan keikhlasan,” kata Asep.
Asep menyebutkan, seorang guru harus bisa mendedikasikan dirinya dalam pendidikan dengan proses pembelajaran yang mengedepankan kasih sayang. Menurutnya guru tidak lagi dituntut hanya memberikan transfer knowledge atau pengetahuan, melainkan harus memotivasi peserta didik.
”Termasuk dalam prosesnya kreatif. Bagaimana dia membawa realitas kehidupan menjadi bahan ajaran, dia tidak mensterilkan kelas dengan lingkungannya, dia mengedepankan kontekstual daripada konseptual,” kata dia.