NGAMPRAH– Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat akan terus mendorong pembangunan sekolah inklusi agar memberikan hak yang sama kepada anak berkebutuhan khusus (ABK) atau penyandang disabilitas. Kasi Kurikulum dan Kesiswaan Bidang SMP pada Disdik KBB, Dadang Sapardan menyatakan, sekolah inklusi di KBB saat ini sudah dibuka di tingkat SD/SMP/SMA.
Terdiri dari SD 1 Cililin, SD Cisomang Cikalongwetan dan SD Sudimampir Padalarang. Untuk tingkat SMP mulai dari SMP Arafah Cililin dan SMP Gemilang Mutafannin Ngamprah.
“Sementara, untuk tingkat SMA, sekolah inklusi sudah dibuka di 6 SMA berstatus negeri. Setiap tahun kita buka sekolah inklusi ini untuk memberikan hak yang sama bagi ABK,” kata Dadang belum lama ini.
Saat ini, kata dia, sekolah inklusi sudah tersedia, tinggal menunggu kesiapan para orangtua yang memiliki ABK untuk masuk ke sekolah inklusi tersebut. Disdik terus mendorong para orangtua yang memiliki ABK untuk menyekolahkan anaknya di sekolah inklusi yang sudah ditunjuk.
“Kami terus mendorong melalui sosialisasi kepada orangtua dan anaknya untuk bisa belajar di sekolah inklusi,” ungkapnya.
Diungkapkannya, sekolah inklusi merupakan sekolah umum yang diisi oleh anak tanpa berkebutuhan khusus (ATBK) yang belajar bersama-sama dalam satu kelas dengan ABK atau penyandang disabilitas. Tujuannya untuk membiasakan pergaulan serta komunikasi antara ATBK dan ABK.
“Ketika ABK ini keluar dari sekolah inklusi, mereka bisa bergaul, berkomunikasi dan tidak minder ketika bersama anak-anak ATBK,” terangnya.
Ditanya soal kesiapan guru pengajar di KBB untuk sekolah inklusi, dikatakannya, sejauh ini sudah ada dan siap untuk mengajar ABK. Guru tersebut sebelumnya sudah diberikan pelatihan agar bisa membedakan saat mengajar pada ABK. (drx)