TIGA hari pasca bencana banjir di Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya, ratusan warga di sejumlah kampung di Desa Ciandum mulai merasakan dampak bencana. Mereka mengeluhkan sulitnya mendapatkan sejumlah kebutuhan pokok seperti air bersih, beras, tikar untuk keperluan tidur, gas serta alat alat masak dan keperluan lainnya yang sangat mendesak.
Sekalipun beberapa kebutuhan pokok tersedia di warung kampung tetangga yang tidak terkena bencana, tetapi harganya melambung tinggi. Satu kilogram beras mencapai Rp 15 ribu, padahal biasanya dijual Rp 11-12 ribu. Kemudian harga gas ukuran 3 kilogram mencapai Rp 35 ribu. Untuk BBM jenis Pertalite juga mencapai Rp25 ribu.
“Rata rata warga saat ini masih disibukkan membersihkan rumah masing masing. Adapun untuk memenuhi kebutuhan makan, kita memilih banyak berpuasa atau meminta bantuan dari saudara. Yang diutamakan adalah anak anak kami bisa makan sekalipun hanya dengan garam,” papar Udin Saepudin, salah seorang warga Kampung Japara RT 01/01 Desa Ciandum, Kamis (8/11/).
Tidak sampai di situ, akibat jebolnya jembatan Cipatujah, aktivitas pendidikan para siswa yang sekolah di Desa Cipatujah dan desa-desa Lainnya, untuk sementara terhambat. ”Di sini banyak siswa SMAN 1 Cipatujah, SMK Darawati, SMP bahkan SD Negeri yang berada di seberang jembatan,” tutur Udin.
Hal itu mencuat, saat Wakil Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto, didampingi Kapolres Tasikmalaya AKBP Dony Eka Putra, Ketua PD DMI Kabupaten Tasikmalaya KH. Dede Saeful Anwar dan Camat Cipatujah Agus Muslim, melakukan peninjauan langsung ke Kampung Japara, Wera, Batununggal, Kulur dan Pangremisan.
”Saya sudah menginstruksikan agar seluruh jajaran pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya untuk melakukan upaya tercepat apapun caranya. Yang utama adalah kebutuhan pokok warga terpenuhi,” Kata Ade.(yud/ign)