Sementara itu, anggota tim Naskah Akademik Jabar Masagi, Dr Nike Kamarubiani M.Pd menambahkan, satuan program pendidikan karakter Jabar Masagi menyentuh jenjang PAUD, SD, SMP, SMA/SMK dan SLB serta Pendidikan Layanan Khusus. Nah, ruang lingkupnya, terbagi atas tiga wilayah budaya. Di antaranya, Sunda, Cirebonan, dan Betawi.
”Jabar Masagi ini menyentuh secara makro. Budayanya terbagi menjadi tiga wilayah budaya. Nantinya akan dikembangkan pendidikan karakter yang terbagi menjadi tiga wilayah besar tersebut,” papar Nike.
Nike tidak memungkiri, secara historis, Kota Bandung menjadi cikal bakal Jabar Masagi. Namun, menurut Nike, filosofi dan pelaksanaannya akan sangat berbeda dan berkembang sesuai dengan karakteristik budaya Jawa Barat yang sangat beragam.
Dengan kata lain, atribut budaya bisa saja dijadikan sebagai simbol pelaksanaan Jabar Masagi. ”Dan tentu harapannya, ke depan akan berkembang tidak hanya atribut, tapi juga nilai-nilai lokal juga akan berkembang dalam diri para siswa,” paparnya.
Menurut Nike, pendidikan karakter itu tidak mengada-ngada. Tapi menghidupkan yang sudah ada. Dan Pendidikan karakter itu mudah bila dilakukan bersama-sama.
”Ini adalah tagline Jabar Masagi. Sesuai dengan tagline, nanti pelaksanaanya tidak akan mengada-ngada. Tapi menghidupkan kembali kebiasaan-kebiasaan lama yang mungkin semakin hilang,” urainya.
Dia mencontohkan, bahasa daerah digalakkan kembali penggunaannya, pengenalan permainan tradisional, makanan tradisional, dan lain-lain. ”Dan ini bakal bisa terlaksana apabila ada kolaborasi dan keseriusan dari semua lapisan masyarakat,” pungkasnya. (rie)