Gerindra Jangan Jumawa

BANDUNG – Hasil survei LSI pertarungan partai politik di Jawa Barat, Gerindra menempati posisi puncak dengan presentase suara 20,2 persen. Kemudian disusul oleh PDIP (17,8 persen), Golkar (11,3 persen), PKS (6,0 persen), dan PPP (4,7 persen).

Peneliti senior LSI Denny JA, Adjie Alfaraby menyatakan survei ini diambil dengan turun langsung ke lapangan dengan wawancara dan kuisioner dengan margin error per provinsi kurang lebih 4,1 persen.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Eksekutif Lingkar Kajian Komunikasi Politik (LKKP), Adiyana Slamet menilai hasil survei tersebut belum mutlak kebenarannya. Karena angka margin of error masih di atas selisih angka di antara Gerindra dan PDI Perjuangan.

”Hasil survei LSI di Jabar itu kan mengukurnya ukuran opini publik, kalau Gerindra 20 persen sekian, PDI-P 17 persen sekian. Artinya kan itu selisihnya 3 persen yah, kalau kita melihat metodologi LSI itu margin of erornya itu 4,1 persen, kalau selisihnya di bawah margin of eror itu belum bisa dipastikan apakan memang suaranya akan tetap seperti itu, ada kemungkinan naik dan turun kedua partai tersebut,” ucapnya seperti dilansir laman RMOLJabar, kemarin (4/11).

Menurutnya, Partai Gerindra seyogyanya tidak jumawa dengan hasil survei tersebut. Karena margin of error survei tersebut cukup tinggi, serta hasil survei tersebut merupakan hasil survei selama satu bulan saja.

”Kalau di bawah margin of eror, apalagi kalau kita bicara itu survei Oktober, ada lima bulan lagi untuk mengoptimalkan semua mesin partai politik untuk mendongkrak suara. Kejumawaan itu harus selaras dengan kaidah-kaidah ilmiah, bahwa ketika dibawah margin of eror itu bukan angka pasti,” pungkasnya.

Sementara itu Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin, menyebutkan pasangan calon presiden nomor urut 01 Jokowi-Ma’ruf Amin, masih punya peluang menang di Jawa Barat.

Dari hasil rilis LSI Denny JA menempatkan Partai Gerindra di posisi puncak dengan presentase 20,2 persen, mengalahkan PDI Perjuangan dengan presentase 17,8 persen di wilayah Jawa Barat.

”Jokowi masih mungkin menang di Jabar. Karena pertarungan masih enam bulan lagi. Semua kemungkinan masih bisa terjadi,” katanya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan