Cegah Kenakalan Remaja Perlu Ada Sinergi

CIMAHI– Pengamat Pendidikan STKIP Pasundan Cimahi, Khaerul Syobar menyebutkan semakin pesatnya teknologi informasi bisa saja memberikan dampak negatif kepada generasi muda khususnya dikalangan pelajar.

Dia mengatakan, adanya pelajar bolos sekolah bisa saja dipengaruhi lewat tayangan televisi atau pengaruh dari internet.
Sehingga, menjadi inspirasi negatif untuk melakukan kenakalan.

’’Kenakalan di sekolah akan berdampak buruk bagi pelajar. Mereka bisa saja langsung menirukan prilaku tayangan itu, salah satunya dengan bolos sekolah. Dengan begitu, seperti dianggap hebat, dianggap keren,” kata Khaerul saat dihubungi via sambungan telepon, kemarin (2/11).

Seperti diketahui, kemarin ada puluhan pelajar SMP dan SMA di Kota Cimahi yang kedapatan berada di luar sekolah saat jam belajar alias bolos. Mereka kedapatan tengah berada di warnet dan tempat umum lainnya.

Memurut Khairul, agar tak mudah terdoktrin tayangan-tayangan negatif, siswa harus memiliki karakter yang kuat dan harus memahami akhlak serta memiliki budi pekerti yang baik.

Untuk itu, cara paling ampuh mencegah kenakalan pendidikan harus bersinergi yang dimulai dari lingkungan keluarga, kemudian pendidikan formal di sekolah serta pendidikan non formal di lingkungan masyarakat.

Ditegaskannya, sinergitas tiga pilar itu sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi terjadinya aksi saling lempar tanggung jawab antara orang tua dan sekolah. “Jadi harus selaras antara pendidikan di rumah dengan sekolah,” tandas Khaerul.

Sementara itu, Kasatpol PP dan Damkar Kota Cimahi, Dadan Darmawan mengatakan, pihaknya akan menindaklanjuti hasil operasi razia pelajar yang dilakukan pada Kamis (1/11) dengan mengadakan patroli ke warnet maupun tempat-tempat yang disinyalir kerap dijadikan lokasi bolos para pelajar.

“Ke depan akan kita laksanakan monitoring. Kita akan sisir secara random melalui patroli,” katanya, saat dihubungi, Jumat (2/11).

Dikatakan Dadan, operasi penegakan disiplin merupakan salah satu upaya untuk membuat pelajar nakal kapok. Sebab, jika tidak ditindaklanjuti, dikhawatirkan para siswa ini akan mengulanginya lagi.

Untuk itu, monitoring lanjutan sangat diperlukan agar pelajar tak mengulangi aksi bolosnya. “Mudah-mudahan dengan pola patroli secara random, mereka (siswa) tidak mengulangi lagi,” ujar Dadan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan