BANDUNG – Adanya rencana kenaikan tarif sewa kios Pasar Baru Trade Center membuat para pedagang resah. Sebab, kenaikan restribusi sebesar 278 juta perhari untuk 5.200 pedagang dinilai sangat memberatkan.
Menjawab keresahan ini Pemkot Bandung menggelar pertemuan dengan perwakilan pedagang yang tergabung dalam Himpunan Pedagang Pasar Baru (H2B) di Balai Kota Kemarin. (18/10).
Ditemui langsung oleh Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengatakan, pedagang merasa keberatan dengan tarif sewa kios yang dinilai terlalu besar. Namun, berdasarkan kajian dengan konsultan Pemkot Bandung telah memiliki target tersendiri untuk mendapatkan pendapatan sebesar Rp 100 miliar.
Yana menyebutkan, Sebetulnya jiga dibagi dengan jumlah seluruh pedagang nilai yang dibebankan sebetulnya tidak memberatkan. Sebab, nilai sewa jika dibagi kepada seluruh pedagang maka akan menghasilkan Rp54.700 per hari.
’’Jadi tarif itu pun, kata Yana, masih dalam pembahasan bersama dengan DPRD Kota Bandung,”jelas dia ketika ditemui di balai Kota.
Dia menilai, jika target Rp100 Miliar dibagi 5.200 pedagang itu sekitar Rp20 juta per tahun atau 54.700 per hari. Namun, jumlah ini bukan sebagai restribusi tetapi uang sewa kios.
’’ Saya pikir itu Worth it (Layak) dan tidak memberatkan,” cetus Yana.
Disinggung mengenai status Pasar baru saat ini masih dalam epngelolaan pihak swasta PT Atanaka. Namun, perusahaan pengelolaa ini pada Desember nanti akan berakhir menjalin kerjasama dengan PD Pasar Kota Bandung.
Dengan begitu, PD Pasar Bermartabat Kota Bandung akan membuka kesempatan untuk pengelolaan Pasar Baru Trade Center kepada perusahaan lain jika PT. Atanaka tidak melanjutkan pengelolaannya.
’’Pemkot Bandung juga masih membahas tentang pihak yang bakal mengelola Pasar Baru Trade Center setelah habisnya masa kelola oleh PT Atanaka,’’ucap Yana.
Yana menegaskan, meskipun nanti berganti pengelolaan pedagang tak perlu khawatir. Sebab, hak sewa pedagang masih akan berlangsung hingga tahun 2023.
Yana menambahkan, pihaknya selalu terbuka untuk mencari solusi dengan jalan saling berkomunikasi dan bersilahturahmi. Sehingga, setiap permasalahan dapat diselesaikan secara musyawarah.
“kita akan membuka diri. Bapak-bapak, ibu-ibu warga saya. Kunci pembangunan adalah komunikasi dan silaturahmi. Mari kita bersama sama jaga Silaturahmi dan Komunikasi,” pungkas Yana. (yan)