BANDUNG – Defisit stok darah selalu menjadi masalah bagi Palang Merah Indonesia (PMI). Meski gencar melakukan donor darah, nyatanya PMI selalu saja kekurangan stok darah. Untuk itulah, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Ekuitas melakukan donor darah dalam rangkaian Dies Natalis ke-17.
Aksi donor darah yang dilakukan STIE Ekuitas ini berbarengan denga Milad ke-19 Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) Bank bjb. Donor darah ini diikuti sebanyak 169 pendaftar, namun setelah pemeriksaan, hanya 80 peserta saja yang diperbolehkan mendonorkan darahnya.
Ketua Umum YKP Bank bjb Cecep Trisna mengatakan, latang belakang Aksi Donor Darah ini sesuai dengan tujuan pendirian YKP yakni bergerak di bidang sosial, kesehatan, kemanusiaan dan keagamaan.
”Tentunya donor darah menjadi manifestasi kemanusiaan yang kita lakukan. Donor darah kali ini merupakan ke-18 kali, karena kita setiap tahun selalu rutin melaksanakannya saat Milad YKP,” ucap Cecep di sela donor darah belum lama ini.
Menurutnya, aksi donor darah dilakukan di kampus STIE Ekuitas karena rentang waktu ulang tahun yang berdekatan. Sebagaimana diketahui, STIE Ekuitas merupakan lembaga di bawah YKP Bank bjb.
Dia menambahkan, pihaknya akan terus konsisten menggelar aksi donor darah. Hal ini karena untuk menunjukkan kepedulian terhadap sesama manusia yang membutuhkan darah. Saking seringnya, banyak karyawan Bank bjb yang menantikan program ini.
Hadir dan turut serta menjadi pendonor darah, Komisaris Utama PT Art Deco Sejahtera Abadi Buyung Zaenal mengaku senang bisa ikut pertisipasi. Menurut dia, dengan mendonorkan darah badan akan terasa tambah sehat.
”Donor darah ini sejatinya bukan untuk orang lain saja, melainkan untuk kebaikan diri kita sendiri. Dengan donor darah, alirah darah jadi lancar. Karena nanti akan ada regenerasi darah yang baru sehingga badan jadi sehat,” ungkap Buyung.
Dirinya menekankan pentingnya donor darah. Apalagi, donor darah dilakukan di kampus. Mahasiswa harus tergerak mengikuti donor darah mumpung masih berusia muda.
”Alasan tidak donor darah itu kan ada dua. Pertama, faktor dalam dirinya sendiri yang tidak mau seperti kurang peduli atau takut jarum suntik. Kedua, karena faktor kesehatn yang tidak memadai. Contohnya teman saya, sudah daftar namun ditolak karena hasil test-nya didak memenuhi syarat donor darah,” ujar Buyung. ***