BANDUNG – Setelah sumber air baku di situ Situ Cipanunjang dan Situ Cileunca mengalami penyusutan secara drastis. Perusahaan Daerah air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung terpaksa menerapkan sistem bergilir bagi para pelanggan.
Direktur Utama PDAM Tirtawening Kota Bandung Sonny Salimi mengatakan, pihaknya terpaksan menerapkan sistem bergilir ini sebagai bentuk penghematan dari stok air yang dimiliki. Sehingga, PDAM Tirtawening menghentikan suplay air bersih sementara kesebagian warga secara bergiliran.
Dia memaparkan, untuk penghentian ini dilakukan selama 4 jam pada malam hari. Sebab, biasanya pada watu malam warga Kota Bandung tidak terlalu banyak menggunakan air.
Sonny menjelaskan, selama ini air yang didapat untuk suplai air bersih ke Kota Bandung merupakan air sisa pembuangan turbin di Cikalong yang digerakan oleh air dari Situ Cipanunjang dan Situ Cileunca. Sehingga, jika pasokan air berkorang maka turbin berhenti berputar.
’’Jadi berarti enggak ada air yang bisa kami ambil. otomatis kan pasokan terganggu. Nah, kami ganti dengan air sungai, tetap air sungai juga kecil,” jelas Sonnzy ketika ditemui kemarin
Sonny berharap, untuk mengatasi masalah ini lanjut dia, Pemerintah Kota Bandung dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat segera memberikan solusi agar pada saat kemarau datang kembali, stok air baku untuk warga Kota Bandung tidak terganggu.
“Solusinya kita bersama sama mendorong pemerintah pusat dan provinsi untuk bisa memberikan bantuan untuk tandon air, kolam kolam, atau pengerukan di sana,” kata dia.
Sonny mengatakan, dengan kondisi sumber air baku yang menipis dan tidak turun hujan, sumber air yang bisa dimanfaatkan hanya dari sungai Cikapundung. Namun, kondisi air di sungai Cikapundung memiliki volume sangat terbatas.
Dia menambahkan, jika dalam 2 mingggu ke depan kondisi air di Situ tersebut tidak menunjukan penambahan maka PDAM Tirtawening tidak akan memiliki pasokan sama sekali.
’’Untuk sementara masih bisa bertahan, dengan cara menghentikan sementara pada pasokan malam hari,” pungkas Sonny.