Adik, Keponakan, Redaksi, dan Pimpinan yang Hilang Semoga Semua Selamat

Adik, Keponakan, Redaksi, dan Pimpinan yang Hilang Semoga Semua Selamat
DOK.PRIBADI/HARISTSAH/JAWAPOS
HARUS BANGKIT: Gedung Garaha Pena Radar Sulteng yang masih megah pascagempa
0 Komentar

Alhamdulillah, puji syukur, kondisi dari luar utuh. Hanya, di bagian dalam, mulai lantai 1 hingga 3, isinya berantakan. Ada plafon yang jebol. Dinding retak-retak. Hanya kondisi dalam percetakan yang belum saya ketahui karena terkunci. Di ha­laman belakang kantor, beber­apa mobil tersangkut. Beberapa mayat belum dievakuasi. Ngeri sekali. Sebab, bagian belakang kantor yang sebelumnya ditem­pati banyak kafe dan rumah penduduk menjadi bersih, bekas disapu tsunami.

Dari pengakuan Sobirin, kru Radar TV yang saat kejadian bertahan di kantor, kawan-kawan dari Radar Sulteng maupun Ra­dar TV langsung semburat dan menyelamatkan diri. Yang lari ke dataran tinggi dipastikan se­lamat. Untuk yang lari ke jalur pantai, belum diketahui nasibnya.

Hingga kemarin, Minggu (30/9), di antara 25 kru redak­si Radar Sulteng, baru seba­gian kecil yang saya ketahui selamat. Saya berdoa, semoga semua selamat. Ada tiga kru yang memiliki rumah di ping­gir pantai. Yakni, Sudirman, Taswin, dan Irawati. Tiga rumah kru Radar Sulteng tersebut tersapu tsunami. Bagaimana nasib mereka? Wallahualam.

Baca Juga:Naikkan Bonus untuk Atlet PordaSatu Kecamatan Tertimbun Lumpur

Keberadaan Mugni Supardi, juru kamera yang suka wira-wiri di kantor, kabarnya, juga belum diketahui. Saya belum sempat mencari ke lokasi pengungsian di dataran ting­gi yang ditempati begitu ba­nyak manusia. Sekali lagi, mudah-mudahan semua kawan-kawanku selamat, ikut di antara masyarakat yang mengungsi.

Setelah seharian keliling kota dan mengantar rekan-rekan Jawa Pos ke lokasi-lo­kasi yang terisolasi, saya juga berusaha mencari jejak adik saya yang bernama Nur Ima­mah bersama anaknya, Asy­ifa, 6, yang hilang sejak hari pertama gempa. Kebetulan, adik saya itu bekerja di PT Jasa Raharja Sulteng. Ada juga tim Jasa Raharja yang turut membantu pencarian. Hasilnya masih nihil.

Saat ini yang mendesak di­perlukan pengungsi adalah kebutuhan makanan, tenda, listrik, dan jaringan telekomu­nikasi. Memasuki hari keem­pat setelah bencana, yakni Senin hari ini, belum ada media lokal yang terbit di Palu. Semoga cepat ada perbaikan sarana dan prasarana umum. Saya juga berdoa, semoga tidak ada gempa susulan. (*)

0 Komentar